ABOUT US - 70

237 7 0
                                    





.

"Mama nanti mau arisan?"

Lexa dan Pamela, kini mereka tengah menonton TV bersama. Pamela yang tengah menonton TV sambil memakan kuaci menoleh.

"Iya."

"Dirumah siapa?"

"Dirumah tante Ina, tau kan? Yang dulu pernah kesini sambil bawa durian."

Lexa mengangguk. "Tau."

"Kenapa? Kok tumben nanya."

"Nggak ma, cuma nanya doang."

"Oiya, nanti mama pinjem earpods kamu ya."

"Iya, buat apa ma?"

"Ini, spekear HP mama kayaknya ada masalah, masa nggak keluar suara. Kalo pake earpods baru ada. Earpods punya mama kebawa papa kamu, jadinya mama pinjem kamu."

Lexa hanya mengangguk-anggukan kepalanya, lalu melanjutkan makan kuacinya.

.

"Mama pergi dulu ya, kalo ada apa-apa telfon."

"Iya."

"Kayaknya kakak kamu pulang deh hari ini."

"Iya, kak Levi udah kasih tau aku. Mungkin sekarang lagi di jalan."

"Yaudah, mama pergi dulu. "

Lexa menatap punggung Pamela yang semakin menjauh. Dia pun menutup pintu, lalu berjalan untuk ke kamarnya.

Lexa mendudukkan badannya pada kursi, lalu matanya tak sengaja menatap earpods miliknya.

"Loh, kok ada disini?"

Earpods miliknya masih disini, itu artinya Pamela lupa membawanya.

Ceklek

Pintu kamarnya terbuka, dan membuat Lexa menoleh. Levi ternyata, pemuda itu sudah pulang dengan pakaian kemeja yang masih melekat di tubuhnya.

Tanpa terlebih dahulu masuk ke kamar nya, pemuda itu memilih masuk kedalam kamar Lexa. Bahkan sekarang pemuda itu mulai merebahkan tubuhnya di kasur milik gadis itu.

"Punya kamar sendiri, tapi kesini mulu."

Levi menatap Lexa, lalu tersenyum. "Ini juga dulu kamar aku."

Ya, memang benar, dulu saat masih kecil mereka berdua tidur bersama di kamar ini, sebelum akhirnya memutuskan untuk tidur sendiri saat mulai memasuki bangku sekolah dasar.

Levi mengubah posisinya menjadi duduk, kemudian menatap Lexa.

"Sini deh." Suruh Levi sambil menepuk-nepuk kasur sampingnya.

"Nggak ah."

"Bentar."

Dengan malas, Lexa duduk di samping Levi. "Apa?"

Levi menyodorkan lengan kanannya. "Pijitin." Suruhnya sambil menyengir kuda.

"Mau dibayar berapa?"

"10rb." Jawab Levi.

"Ihh murah banget."

"20rb deh."

"Nggak ah, murah banget."

Levi tertawa kecil, "terserah kamu deh mau berapa."

Lexa tersenyum senang, lalu mulai memijit lengan pemuda itu.

"Sini." Suruh Levi sambil menunjuk pundaknya. Lexa pun nurut, demi uang dia rela memijit Levi.

"Sini."

ABOUT US √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang