Bab 42

20.4K 926 2
                                    

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang, tak ada percakapan di dalam nya, hanya suara isakan dari mulut Mayra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang, tak ada percakapan di dalam nya, hanya suara isakan dari mulut Mayra.

"Mama sama papa udah di kabari, yang?" Tanya El memecah keheningan.

"Udah, Mas. Seperti nya mereka sudah berada di pesantren." Jawab Mayra.

Suasana kembali hening hingga mobil itu sampai di area pesantren.

Dapat dilihat sudah ramai di area pesantren itu. Dan semua nya datang dengan keadaan berduka.

Mayra pun langsung  turun tanpa memperdulikan suami dan anak nya, sedangkan El pun juga ikut turun menyusul istri nya.

Mayra berlari menuju ndalem yang sudah di penuhi orang orang.

Ia memasuki ndalem, ia dapat melihat tubuh mertua nya sudah berbaring di  tengah tengah ruangan itu. Lantas ia pun mendekati mertua nya itu dan memeluk nya.

"Ummi," gumam nya pelan.

Semua yang berada di ruangan itu pun ikut menangis.

El datang mendekati istri nya dan mengelus punggung istri nya itu. Ia juga terpukul atas kepergian ummi nya itu, tapi ia tak ingin terlalu menunjukkan nya pada orang orang.

Air mata nya sesekali turun melewati pipi nya dan dengan cepat ia pun menghapus nya.

Mayra pun melepas pelukan itu, ia mendekatkan wajahnya ke wajah ummi Arafah.

Di kecupnua dahi dan pipi mertua nya itu.

Ia kembali meneteskan air mata nya, ia membalikkan tubuh nya guna memeluk tubuh suami nya.

Ia tau suami nya itu sama kehilangan nya dengan diri nya, maka dari itu mereka saling menguatkan satu sama lain.

Tak lama kemudian mereka berdua pun memutuskan untuk mengambil wudhu dan mulai membacakan yasin untuk ummi Arafah.

Sedangkan anak anak mereka saat ini masih dengan Bi Sri dan juga Mbak Wita di dalam kamar tamu.

Untung nya si kembar tak rewel lagi.

****

Proses pemakaman pun berjalan dengan lancar,para pelayat pun satu persatu sudah meninggalkan pemakaman.

Kini waktu nya El, Alfa dan Kyai Dahlan kembali ke ndalem.

Mereka harus pulang dan harus meninggalkan wanita yang paling mereka cintai sendirian.

****

"Sayang!" Rengek El pada istri nya.

"Hm?"

"Ummi udah gak ada, yang." Gumam El sambil memeluk tubuh istri nya.

Mayra menganggukkan kepala nya, tangan nya ia angkat dan ia gerakkan di kepala suami nya.

"Aku gak sempat peluk ummi untuk terakhir kali nya, Yang! Andai aku tau ummi mau ninggalin aku, pasti aku akan peluk dan cium  ummi, menghabiska waktu ku bersama dengan nya." Adu El.

Mayra hanya diam mendengar rengekkan suami nya.

"Sekarang ummi udah gak ada! Kamu juga jangan tinggalin aku ya!"

"Iya, mas."

Mayra terus membiarkan suami nya mengeluarkan semua unek unek nya.

Hingga pada akhir nya ia tak mendengar lagi suara suami nya. Ia menunduk menatap suami nya yang memeluk perut nya itu.

Dapat ia lihat mata suami nya terpejam, mungkin ia juga mengantuk karena seharian terus menangis.

Dapat ia lihat mata suami nya terpejam, mungkin ia juga mengantuk karena seharian terus menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BELUM DI REVISI. AUTHOR NYA LAGI MAGER.

****

Sedikit kan?

Iya soal nya ini lanjutan bab yang sebelumnya.

Di bab selanjutnya adalah part end.

Makasih buat kalian yang udah ikuti cerita aku sejauh ini.

Cinta banget sama kalian♡♡♡

Disatukan Oleh Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang