Bab 47

5.5K 202 0
                                    

Kondisi Playground sangat ramai sekali, banyak sekali anak anak bermain disana di temani oleh orang tua masing masing.

Naeela pun yang melihat itu semakin tidak sabar untuk bermain. Begitu juga dengan Naren. Meskipun anak itu tak banyak bicara, namun dapat di  lihat dari raut wajahnya yang sangat terlihat antusias.

"Umma tunggu disini aja, kalian aja yang masuk." Ucap Mayra.

Tak mungkin juga wanita itu ikut bermain atau pun mengawasi anak anaknya dari dalam. Lebih baik ia menunggu di luar Playground yang masih kelihatan situasi didalamnya.

"Gak papa, Yang?" Tanya El.

"Gak papa. Buruan ajak anak anak masuk."

"Yauda aku tinggal ya. Kalo ada apa apa buruan telpon." Pinta El seraya mengusap kepala istrinya yang tertutup hijab.

"Iya, Mas."

Setelah itu Mayra pun duduk di kursi yang sudah di sediakan, menatap lurus. Memperhatikan banyaknya aktivitas yang di lakukan anak anak.

Mayra mengeluarkan ponselnya guna menghilangkan jenuh karena menunggu anak dan suaminya.

"Alzaina?" Panggil seseorang.

Mayra pun segera mengalihkan pandanganya. Alisnya berkerut saat melihat seorang pria menyapanya.

"Ya...?" Jawab Mayra ragu.

Pria ini, ia seperti kenal namun ia lupa dimana ia bertemu pria ini.

"Kamu lupa sama saya...?" Tanya Pria itu.

Pria itu datang sambil menggendong anak perempuan yang usianya mungkin sekitar 7 bulan menurut Mayra.

"Siapa ya?" Tanya Mayra.

Pria itu menggeleng geleng kan kepalanya. "Saya Aska, kita dulu satu kampus."

Ada yang ingat Aska? Di DOP dia ada muncul loh. Di bab ke 10 paling ujung.

Mayra sempat berpikir sejenak.

"Oh iya, aku ingat." Tutur Mayra.

Aska tersenyum." Kamu sedang apa disini? Sendirian aja?" Tanya Pria itu.

"Oh enggak, aku sama anak dan suamiku. Mereka ada di dalam." Balas Mayra sembari menunjuk ke tempat bermain.

"Oh..."

"Anakmu?" Tanya Mayra dengan pandangan ke arah gadis kecil yang terlihat sangat menggemaskan itu.

Aska tertawa pelan." Iya... Ini anak saya. Namanya Almayra. Panggil aja Mayra."

Mayra terdiam sesaat saat mendengar nama itu. Nama yang kebetulan atau bagaimana? Kenapa namanya sama seperti nama miliknya?

Tapi buru buru Mayra menggelengkan kepalanya. Mungkin kebetulan aja.

"Hallo gadis kecil. Nama kita sama loh." Sapa Mayra, kini posisinya sudah bangkit dari duduknya.

"Kamu lucu sekali." Lanjutnya.

Gadis kecil itu tertawa mendengar sapaan Mayra. Ia melambai lambaikan tangannya seolah tau apa yang di ucapkan oleh Mayra.

"Ibunya dimana? Gak ikut?" Tanya Mayra.

"Ibunya di luar kota. Saya sudah cerai dengan ibunya." Balas Aska.

"Ohh gitu." Gumam Mayra sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Boleh saya duduk dengan mu?" Tanya Aska.

Mayra terdiam sejenak." Gimana ya... Gak enak dilihat orang orang. Takutnya jadi fitnah." Tolak Mayra secara halus.

Disatukan Oleh Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang