Bab 56

9.9K 263 53
                                    

Tinggalkan jejak dengan cara komen+ vote

Jangan pada Sider ya pembacaku yang baik💝

Jangan pada Sider ya pembacaku yang baik💝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Naren jelek, bau Ta*." Ejek Naeela pada kakaknya.

Mayra yang mendengar ucapan putrinya itupun melotot, ia benar benar shock. Padahal tak pernah sekalipun Ia ataupun Mas El berkata seperti itu. Ntah dapat kata kata seperti itu dari siapa anak gadisnya.

"Adek... Mulutnya! Siapa yang ngajarin begitu? Astaghfirullah... Ya Allah, kalo sampai Abba tau pasti kena marah,"pekik Mayra.

Gadis kecil itu pun tersentak mendengar pekikan yang keluar dari mulut Umma-nya, ia pun menunduk dengan perasaan takut yang menyelimutinya. Sedangkan sang kakak-Naren hanya diam saja menyimak tindakan apa yang akan di lakukan oleh ibunya itu selanjutnya.

"Kasih tau Umma siapa yang ngajarin begitu, Hah... Umma gak pernah ngajarin kaya gitu sayang..." Ucap Mayra dengan lembut, Ia berusaha sebisa mungkin mengontrol emosinya, meskipun rasanya saat ini ia ingin meledak. Selama hamil ia tidak boleh terlalu sering marah marah, takutnya itu mempengaruhi janin yang ada di dalam kandungannya.

"Temen adek sering bilang begitu, Umma." Jawab Naeela dengan suara yang pelan.

Ya Allah anak TK mana yang sudah mendapatkan kosa kata tidak sopan seperti itu. Padahal saat dirumah sebisa mungkin ia dan juga suaminya berhati hati dalam berbicara, tapi mengapa malah teman sekolahnya yang mempengaruhi anak anaknya.

"Sayang, itu kata kata yang gak sopan untuk diucapkan, apalagi diucapkan dengan tujuan menghina orang lain. Itu gak boleh ya... Umma gak mau denger lagi adek ngomong kata kata gak sopan seperti itu." Ucap Mayra.

"Iya Umma, maaf..." Balas Naeela.

"Sekarang minta maaf juga sama Kakak," pinta Mayra.

Naeela yang mendengar arahan itu pun melirik sedikit kearah kakaknya yang masih berdiri tak jauh darinya.

"Kak maaf ya..." Tutur gadis itu.

Naren yang mendengar permintaan maaf itupun memberikan tatapan sinis pada saudara kembarnya. Namun, tak urung ia pun membalasnya."Iya, dek..."

"Sini anak Umma." Panggil Mayra pada kedua anaknya untuk duduk disebelahnya.

Tak ingin membuat sang Umma kecewa lagi, mereka pun bergegas mendekat.

"Adek sama Kakak gak boleh sering berantem dong... Ingat ya sebentar lagi kaliankan mau punya adek bayi. Sebentar lagi kakak Naren bakalan punya dua adek, sedangkan Adek Naeela udah mau jadi Mbak, jadi kalian gak boleh sering berantem." Tutur Mayra, sebisa mungkin ia memberi arahan pada kedua anaknya itu dengan hati hati.

"Iya, umma, maaf. Apa adek bayi nangis di dalam sana kalo Kakak nya berantem?" Tanya Naeela dengan polos.

Mayra tersenyum mendengar pertanyaannya itu, semakin hari gadis kecilnya itu banyak bertanya yang terkadang membuat Mayra ataupun El bingung menjawabnya.

Disatukan Oleh Perjodohan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang