PROLOG I

7.2K 339 4
                                    




Life is Ephemeral, what was that mean?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Life is Ephemeral, what was that mean?

Life is like an art and we are the artist who draws it.

Hidup bagaikan sebuah karya seni dengan kita sebagai pelukisnya.








**







Mari beranggapan bahwa awal saat semesta ini terbentuk hanyalah seperti kanvas putih. Kosong, tidak ada noda atau pun warna di sana, begitu monoton.

Tentu sebuah kanvas putih akan selalu seperti itu jika tidak ada kuas dan warna yang mampu mengisi kekosongan itu, bukan?

Warna apapun. Entah itu warna hitam layaknya langit malam yang kelam, atau warna-warni layaknya sebuah pelangi yang muncul setelah hujan.

Kemudian, mari kembali beranggapan bahwa warna-warna tersebut menggambarkan atas bagaimana kehidupan yang fana ini berjalan. Tidak akan ada pelangi tanpa hujan badai sebelumnya, tidak akan ada siang jika tanpa malam sebelumnya. Layaknya perumpamaan yang sering kita dengar, bahwa kehidupan itu seperti roda yang berjalan.

Kavas putih itu juga bukanlah sekedar kanvas biasa yang dimiliki oleh para pelukis di luaran sana. Anggaplah bahwa kanvas putih ini begitu besar tiada hingga. Dibebaskan untuk menggambar apapun selayaknya engkau dibebaskan untuk menjalankan hidupmu seperti yang diinginkan.

Hanya terbatas oleh waktu dan batas usia masing-masing.

Dan ingatlah, apa yang engkau gambar, apa yang engkau lakukan tidak akan bisa diubah selayaknya kenyataan bahwa tidak ada yang bisa mengubah masa depan.

Ya kecuali cerita fantasi.

Lalu, apakah warna yang sudah ditoreh bisa dihapus jika ada kesalahan?

Pernahkah mendengar tentang penghapus lukisan? Tidak ada 'kan?

Yang bisa dilakukan hanyalah menutupi dengan warna baru, tentu tidak sempurna dan tidak akan pernah sempurna sampai kapanpun.

Sama seperti kehidupan yang sudah dijalani, bagaimanapun, tidak akan bisa menghapus masa lalu. Bagaimanapun, masa lalu akan selalu mengiring dibelakang selaki kaki melangkah terus menuju masa depan.

Apa yang sudah berlalu, biarkanlah berlalu. Yakinlah bahwa masa lalu kelam tidak semesta-merta menentukan masa depan. Jadikan pelajaran bahwa kesalahan sama tidak boleh terulang kembali.

Ingat, kanvas putih ini masih begitu luas tiada hingga. Selagi bisa, tuangkanlah berbagai macam warna kehidupan yang disukai.

Hei, hidup juga tidak ada yang kekal abadi. Umur tidak ada yang tahu, jangan terlalu banyak berpikir. Nikmati apa yang bisa dinikmati sekarang sebelum menyesal.

Entah perbincangan, konflik kecil, argument hebat, konflik keluarga, kisah cinta, apapun itu. Semuanya hanya bersifat sementara. Semua hanyalah sebuah titipan dari sang semesta untuk kita bisa menjalankan hidup ini.





**





Oleh karena itu, biarkan sang Kanvas Putih menjadi saksi terbesar sekaligus bercerita atas kisah dari keenam pemuda dengan masing-masing ceritanya.

Bercerita tentang bagai mana mereka mampu menuang berbagai macam warna kehidupan di sana.



















NEW STORY UNLOCKED!



















Please welcome the boys!

Please welcome the boys!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©Sebirunada, 2022.
Published: July 30th 2022

Cerita Kanvas Putih✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang