warning!
this chapter will longer than usual
2500++ wordsHappy reading!
Pada akhirnya, satu per satu masalah yang dihadapi mulai berkurang. Baik yang dialami anak-anak TB, maupun para gadisnya. Tolong digaris bawahi, kecuali Gisella.
Meskipun sudah berdamai dengan Theo, gadis itu cukup menekankan untuk tidak kembali bersama pemuda itu, setelah semua yang terjadi. Entah bagaimana Theo menyelesaikannya dengan Mashita, itu menjadi urusan mereka. Yang terpenting, Gisella sudah berdamai dengan dirinya sendiri.
Bukan, Rhea namanya jika tidak kepo. Setelah live report yang diberikan oleh Nirmala tempo hari, kini gadis yang merupakan kekasih Harsa Nareswara itu mengajak Gisella dan Nirmala bertemu saat makan siang. Kebetulan, ia sedang tidak banyak kerjaan magang dan tidak pula ada jadwal bimbingan.
"Terus, terusss. Wah, kenapa lo nggak bilang sih, Kak? Harusnya tuh ajak gue juga! Paling nggak bisa nih gue melewatkan drama bagus!" ujar Rhea penuh antusias.
Gisella tertawa. "Drama apaan deh? Orang yang ngomong juga banyak gue. Beneran waktu itu gue melepaskan semua uneg-uneg dan Theo cuma dengerin. Cewek itu aja yang masih tanpa malu bales seolah-olah dia nggak ada salah," jelasnya kemudian.
"Terus mereka berdua gimana? Masih temenan?" tanya Rhea ingin tahu.
Gisella mengangkat kedua bahunya singkat. "I don't know, and I don't want to know. Itu biar jadi urusan mereka sih. Tujuan utama cuma pengen hati gue damai dan ... ya karena Theo bilang dia mau lanjut kuliah jauh, gue juga nggak mau hal gini jadi beban buat dia. Akhirnya gue jelasin dan kasih dia kesempatan lagi kalaupun masih mau ngobrol berdua sama gue."
"Kenapa nggak langsung waktu itu aja?"
Gisella menggeleng cepat. "Gue memang udah memaafkan Theo dan merelakan apa yang udah terjadi sama hubungan kita, tapi nggak buat itu cewek. Meskipun gue minta dia datang, waktu itu semata-mata biar dia denger aja sekaligus Theo tau gimana reaksi dia. Bukan berarti gue juga damai sama dia. Gue paling benci sama cewek yang bikin kita feeling guilty gitu."
"Wah, mana sih orangnya? OH jangan-jangan yang kemaren dibawa Kak Theo waktu acara tunangan Kak Galih, yaa?!" pekik Nirmala begitu sampai membawa nampan berisi pesanan mereka.
"Yup, bener. Hahahaha," balas Gisella. Rhea hanya melogo, soalnya dia 'kan tidak pergi saat itu karena ada problem antara Wina dan Adamar.***
"Anjir deh, mukanya perasaan gue polos aja kayak orang baik," cibir Nirmala.
"Dia baik sebenernya. Cuma, sifat dia tuh menurut gue jelek di soal Theo aja. I think she really likes him, tapi ternyata Theo nggak pernah anggap dia lebih dari sahabat. Makanya dengan cara nge-gatekeeping him, dia pikir Theo akan selamanya sama dia," jelas Gisella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kanvas Putih✔️
Fanfiction[ 00 LINE NCT ] Bagaikan sang pelukis yang memberi warna pada sebuah kanvas putih. Bercerita tentang keenam manusia dengan masing-masing kisahnya terhubung dengan sebuah kata yang dinamakan persahabatan, terjerat dalam lika-liku dunia yang disebut k...