Meskipun keluarganya tidak lagi utuh, Langit masih berusaha menjaga komunikasi dengan Mami dan juga saudaranya yang lain. Bagaimanapun keadaannya, ia tetap menyayangi mereka.Bahkan pagi ini, Langit sudah menerima panggilan video dari Mami.
"Iya, Mi? Langit udah bangun," ujarnya segera setelah panggilan tersebut tersambung.
"Eh, kok kamu rapi banget? Memangnya hari sabtu kerja juga?" tanya wanita cantik itu saat melihat anaknya sudah berpakaian rapi.
"Seharusnya enggak, Mi. Tapi hari ini di minta buat ke kantor, biasalah akhir bulan suka nambah-nambah jam kerja," balas Langit santai sambil merapikan kerah kemejanya.
"Oh gitu. Yaudah deh, besok aja Mami telfon lagi, ya."
"Kenapa emangnya, Mi?"
"Gapapa. Mami kangen aja, jadi pengen ngobrol lama-lama sama kamu."
Langit lantas terkekeh. "Iya, iyaa. Besok pokoknya seharian Langit full booked buat Mami."
"Mami tutup, ya? Jangan lupa sarapan! Salam sama anak sulung mami yang cantik!"
"Iya, Mi!"
Tepat setelah panggilan terputus, Langit langsung turun dari kamarnya menuju ruang makan. Ia hanya menemukan kakak sulungnya di sana yang sedang menyantap sarapan. "Lah, Papi mana?" tanyanya.
"Di depan kayaknya, baca Koran," balas Yozita masih asik dengan sarapan dan ponselnya.
Langit mengangguk sembari mengambil roti di depannya dan langsung bergegas untuk pergi. "Oh iya, ada salam dari mami. Lo lupa nelfon mami pasti, ya?" katanya sebelum melesat.
Gadis yang lebih tua dua tahun dari Langit itu langsung menepuk dahinya. "Eh iya! Aduh gue seharian kemaren diajak pergi sama Papi soalnya!" ucapnya sambil melihat layar ponsel.
Dan benar saja, Papi sedang duduk santai di teras depan sembari membaca Koran dan menyeruput teh hangat.
"Pi, Langit berangkat, ya!" pamitnya sekilas.
"Sabtu kok kerja?" tanya Papi langsung.
"Iya, Pi, sabtu ini doang karena kerjaan lagi numpuk banget," balas Langit.
"Udah sarapan?" tanya Papi lagi.
Langit mengangguk dan menunjukkan roti lapis yang ada di tangannya. "Nih udah. Berangkat, Pi!"
"Hati-hati."
Mungkin kehidupan keluarga Langit tidak sesempurna orang-orang lain yang setiap pagi akan disambut oleh hangatnya senyuman kedua orangtua lengkap, tetapi baginya ini sudah lebih dari cukup.
Meskipun hubungan Mami dan Papi sudah tidak dapat terselamatkan, setidaknya komunikasi baik masih terjalin. Papi juga sering menghubungi anak-anaknya yang lain; Cakra dan Jagat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kanvas Putih✔️
Fanfiction[ 00 LINE NCT ] Bagaikan sang pelukis yang memberi warna pada sebuah kanvas putih. Bercerita tentang keenam manusia dengan masing-masing kisahnya terhubung dengan sebuah kata yang dinamakan persahabatan, terjerat dalam lika-liku dunia yang disebut k...