[ 00 LINE NCT ]
Bagaikan sang pelukis yang memberi warna pada sebuah kanvas putih. Bercerita tentang keenam manusia dengan masing-masing kisahnya terhubung dengan sebuah kata yang dinamakan persahabatan, terjerat dalam lika-liku dunia yang disebut k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yaaap sesuai janji karena pada bener tebakannya, hari ini spesial double updateee!🌻
⚠️cw// harsh words & kissing🌚 please be wise and read at your own risk
Tidak sedikit orang yang bilang bahwa hidup sebagai anak sulung perempuan itu tidak mudah. Banyak tekanan dari keluarga dan sebagainya. Lalu, apa jadinya kalau anak perempuan tersebut justru ditinggal sendirian tanpa kedua orang tuanya?
Anak perempuan sulung yang hidup bersama orangtua saja banyak mengatakan bahwa mereka mengalami kesulitan, lantas apa kabar dengan anak perempuan yang tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua bahkan keluarganya sendiri?
Rhea Dianka A.
Kira-kira begitu nama yang tertulis pada akte kelahirannya, bersamaan dengan nama kedua orang tua yang bahkan tidak ia kenali sama sekali. Seorang lelaki yang ia kenal sebagai sang papi, bukanlah sosok yang namanya tertera pada akte kelahiran.
Kemudian, apakah ia hanya anak angkat dari kedua orang tua yang sudah tiada?
Tidak.
Rhea memang benar anak kandung dari seorang laki-laki yang sejak kecil ia kenal sebagai papinya itu. Hanya saja untuk berbagai alasan khusus, pada akte kelahirannya sengata tertera nama sepasang suami-istri yang sudah tiada.
Memangnya bisa seperti itu?
Tentu saja bisa jika sosok itu memiliki pengaruh besar. Dengan kata lain, seorang konglomerat.
Papi Rhea memang tidak pernah absen untuk mengunjungi gadis kecilnya dulu setiap minggu, di sebuah apartemen mewah Adiwangsa yang ia beli khusus untuk sang anak. Akan tetapi lagi-lagi, untuk berbagai alasan, ia tidak bisa menetap dan tinggal bersama sang anak.
Sehingga, sejak masih bayi, gadis itu tinggal bersama dengan pengasuh hingga dirinya menginjak sekolah menengah pertama.
Mulai menginjak usia remaja, Rhea mengatakan bahwa dirinya tidak masalah jika harus tinggal sendirian mengingat sang pengasuh juga sudah melewati usia paruh baya.
Semakin usianya bertambah, maka semakin sedikit kemungkinan sang papi untuk sering berkunjung. Salah satu alasan mengapa Rhea selalu diberikan fasilitas lengkap dan tidak pernah kekurangan uang barang sekalipun. Karena jika Papinya tidak bisa berkunjung, beliau akan mengirimkan Rhea uang.
"Papi jadi ke sini nggak?"
"Maaf ya, Nak. Papi lagi banyak kerjaan, nanti papi kasih jajan aja, ya."
