37. Proof, Law, and Revenge.

1K 138 17
                                    

Pada akhirnya, hari persidangan tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















Pada akhirnya, hari persidangan tiba.
Cukup sulit untuk Gisella membujuk Karina agar mau ikut hadir. Setelah Langit yang pelan-pelan memberi pengertian, barulah gadis itu mau.

"Bucin!" kesal Gisella yang didengar Dirga dan Yudha. Dua pemuda itu menahan tawa dan menepuk pelan pundak Gisella secara bersamaan.

"Makanya, bucin juga. Tuh temen gua available," ujar Yudha lantas menunjuk Theo.

Gisella memasang muka garang. "Ngomong sekali lagi, lo gue tendang!"

"Elu galak begini, orang pada takut," di sisi lain Radi berbicara juga.

"Bodo amat!" Gisella menggerutu kesal lalu menghentakkan kakinya sebelum pergi. Menghindar agar tidak semakin diroasting.








Genggaman tangan Langit semakin erat pada Karina ketika Fandi muncul dari pintu di depan sana sebagai terdakwa. Sang Papi yang sudah mengenakan pakaian sidang sebagai Jaksa Penuntut Umum tengah berkutat dengan berkas di atas meja.

Setelah Hakim datang, persidangan akhirnya dimulai.

Sebagai awalan, Jaksa menunjukkan tuntutan atas kekerasan yang dilakukan terdakwa dengan bukti video dari ponsel Gisella. Pihak terdakwa, pengacara, tidak banyak melakukan perlawanan karena wajah dalam video sangat jelas.

"Terdakwa juga melakukan sexual harassment pada korban dan mengancam untuk mengadukan pada keluarga korban jika korban berbuat macam-macam, memasang kamera tersembunyi tanpa diketahui oleh korban untuk memata-matai keseharian korban. Diketahui juga bahwa keluarga terdakwa dan korban melakukan perjanjian bisnis sehingga mereka dijodohkan."

Pengacara pembela bersuara. "Bukankah hal yang lumrah seorang kekasih untuk memantau pasangannya sendiri, terlebih korban tinggal sendirian?"

Jaksa kembali menunjukkan bukti. "Berkaitan dengan kerjasama bisnis keluarga Trajatra dan Bhagawanta, diusut bahwa terdakwa pernah melakukan penggelapan uang, diketahui oleh pihak Trajarta tetapi mereka menutupinya. Laporan keuangan tahun 2021 menjadi bukti atas perbedaan drastis pada laporan keuangan tahun sebelumnya. Pihak yang melaporkan adalah dari keluarga Bhagawanta."




Semua keluarga Karina datang, sedangkan keluarga Fandi memilih untuk tidak datang karena tidak sanggup menahan malu. Kaivan, yang merupakan Kakak Tertua Karina maju sebagai saksi dan menjelaskan semua kecurangan terkait bisnis.

Salah satu rekan kerja Langit juga maju sebagai saksi.

Terakhir, Gisella. Bersamaan dengan menampilkan video kamera tersembunyi di mobil Karina. Video tersebut memperlihatkan Fandi yang berbicara dengan seorang gadis.




"Dia itu terlalu bodoh atau terlalu polos juga gua nggak tau. Bagus sih, hartanya jadi bisa buat gua. Gua nyimpen video tidur sama dia waktu dia mabuk. Lebih tepatnya gua paksa mabuk! Dia langsung takut kalau video itu gua sebar ke keluarganya. Hahaha! Dasar anak pungut nggak tau malu!"




Cerita Kanvas Putih✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang