22. A Halfway Home

913 121 34
                                    

Kalau saja di dunia fana ini ada kekuatan untuk bisa memutar waktu kembali, Langit sudah pasti akan kembali untuk menghapus fakta bahwa dirinya dan Fandi menjadi rekan satu kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















Kalau saja di dunia fana ini ada kekuatan untuk bisa memutar waktu kembali, Langit sudah pasti akan kembali untuk menghapus fakta bahwa dirinya dan Fandi menjadi rekan satu kantor. Bahkan kalau bisa, ia juga akan kembali ke masa dirinya bertemu Karina pertama kali dan tidak akan melepaskan gadis pujaannya itu.

Namun, apa boleh buat? Nasi sudah menjadi bubur, yang lalu biarlah berlalu.


Izinkan pemuda Bratajaya itu untuk melangkah pada masa depan yang sedang ia usahakan untuk ukir berlandaskan kebahagiaan.

Lalu, apa kabar perihal kedekatan Langit dan Ofelia?

Oh tentu saja jauh lebih baik dari yang diharapkan. Tiga minggu berlalu, dan dalam kurun waktu tersebut juga keduanya semakin dekat, dengan Radi sebagai saksi utama mereka.


Langit benar-benar serius dengan perkataannya untuk mulai mengenal lebih dalam gadis cantik itu. Dan tanpa diduga, beberapa hari terakhir aktivitasnya terasa berjalan lebih baik dari sebelumnya.


Kecuali masalah Fandi, of course.

Tiada hari tanpa Langit menghela napas melihat kelakuan manusia gila satu itu. Entah memang sudah setelan pabrik dia demikian atau karena pengaruh lingkungan, Langit selalu heran, di mana sebetulnya letak rasa malu dan tanggung jawab Fandi? Atau jangan-jangan pada dasarnya memang tidak ada?

Setiap Langit berhasil menyelesaikan 10 berkas setiap harinya, maka untuk manusia gila itu satu berkas saja tidak disentuhnya. Selalu pada akhirnya Langit yang menyelesaikan semuanya dan berujung selalu lembur pada hari Jumat demi mengejar weekendnya terselamatkan.

Belum lagi masalah Radi, ditambah Dirga yang ia ketahui terakhir kali semakin stress.

Di tengah-tengah emosi sembari menyelesaikan berkas, ponsel di atas meja bergetar singkat memandakan adanya notifikasi pesan masuk. Dari Sang penyelamat baru dalam kehidupan seorang Angkasa Langit. Bibirnya tak dapat menahan senyum dan dengan segera meraih ponsel untuk membalas.







Ofelia
Langit, hari ini lembur lagi ya?
Jangan lupa makan dulu, jangan sampai asam lambungnya naik lagi

Langit
Wkwkwk

Ofelia
Aneh, malah ketawa
Nanti langsung pulang aja, nggak usah mampir, ya

Langit
Iya siap, cantik







Untuk saat ini, Langit merasa beruntung bisa mengenal gadis sebaik Ofelia. Setidaknya untuk sesaat, semesta masih membiarkan dirinya mencicip sedikit apa itu kebahagiaan 'kan?














**














Benar-benar tidak tertolong lagi. Lembur di hari Jumat sudah menjadi rutinitas Angkasa Langit setiap minggunya. Kalau bukan rasa tanggung jawabnya yang tinggi, sudah pasti sejak awal Langit akan mengabaikan tugas-tugasnya. Salah satunya adalah MEMBANTU REKANnya.

Cerita Kanvas Putih✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang