Who are they? (2)

3.6K 260 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Huang Renjun as Adam Radiansyah Dharma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huang Renjun as Adam Radiansyah Dharma.

Seorang pemuda 22 tahun yang secara fisik terlihat paling kecil di antara yang lainnya, tetapi menjadi yang paling depan masalah adu emosi. Pemuda ini memiliki tingkat kontrol emosi yang rendah, sekali dia berbicara ketika saat suasana hati tidak baik, perkataannya bisa lebih tajam dari mata pisau yang baru saja diasah.

Meskipun begitu, Radi adalah sosok pemuda pekerja keras yang sejak awal kuliah sudah mulai bekerja paruh waktu. Dan saat ini bahkan sebelum lulus ia sudah bekerja di salah satu perusahaan ternama.

Kedua orangtua Radi sudah tiada pada saat dirinya masih kelas 1 SMP sedangkan kakak perempuannya baru saja masuk kuliah. Sejak saat itu, Radi dan kakaknya (Riyanti Dharma) mau tidak mau harus tinggal bersama sang nenek yang berada di Bekasi. Karena sekolahnya berada di Jakarta Barat,  ia juga harus pulang-pergi kendaraan umum untuk ke sekolah.

Setelah masuk SMA, Radi dipertemukan dengan 4 orang teman yang membuat dirinya darah tinggi setiap saat, namun sekaligus menjadi orang-orang terdepan yang siap membantu Radi kapanpun ia membutuhkan.

Entah bagaimana semesta menyusun rencananya, pertemuan Radi dengan Langit, Dirga, dan Harsa adalah karena mereka sama-sama terlambat saat akan upacara bendera. Satu orang lagi, Yudha datang ketika mereka menginjak tahun kedua dan merupakan teman sejak kecil Harsa. Yang terakhir datang saat di tahun pertama kuliah sekaligus menjadi penghuni baru di rumah Guntur Buana, Theo.

Ya, begitulah pertemuan awal 'sederhana' Radi dengan mereka. Berawal dari terlambat upacara bendera hingga menjadi sahabat sehidup tanpa semati.

Berteman dengan sekumpulan orang-rang yang serba berkecukupan atau bahkan teramat berlebihan kekayaannya tidaklah mudah, terutama bagi Radi. Mungkin mereka akan dengan mudahnya berkata,

"Santai aja gua traktir!"

"Lu mau apaan? Ambil."

Dengan mudahnya bisa membeli barang-barang mewah seperti membeli kacang.

Di awal pertemanan mereka, Radi langsung merasakan bahwa teman-temannya ini memang memiliki 'kebiasaan' memberi tanpa pikir panjang. Meskipun Radi sempat berpikir buruk bahwa teman-temannya itu mungkin hanya sekedar kasihan padanya, akan tetapi ia berusaha positif bahwa tidak mungkin teman-temannya seperti itu.

Cerita Kanvas Putih✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang