26. The Truth Untold

994 125 11
                                    

Beruntung komplek kediaman keluarga besar Guinandra cukup besar dan dilengkapi dengan sebuah taman di tengah-tengahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






















Beruntung komplek kediaman keluarga besar Guinandra cukup besar dan dilengkapi dengan sebuah taman di tengah-tengahnya. Ya, bagaimana tidak, kediaman tiga keturunan Eyang Guinandra tinggal di sana semua, termasuk rumah utama alias rumah Eyang juga di sana.

Di taman tersebut, Dirga sempat tenggelam pada suasana sejenak. Ia mengingat tempat tersebut menjadi tempat biasa dirinya dan Andisha kecil bermain bersama sebelum mereka mengenal 'perjodohan'.

Tempat biasanya dirinya membaca buku anehnya untuk berlagak seperti orang dewasa dan Andisha selalu datang untuk mengacaukan momen itu hanya untuk bermain boneka.

Tanpa sadar, pemuda itu tersenyum tipis, membuat Andisha menoleh heran.




















"Dirga mau nggak janji sama Oma?"

Seorang wanita tua berusaha mengajak bicara cucu kecil kesayangannya yang sejak awal hanya memasang wajah ketus.

"Dirgaa .. itu Oma ajak ngomong," sang Bunda mengusap pundak anak laki-lakinya itu.

"Mau asal Oma nggak pergi," jawab pemuda yang baru beranjak remaja itu ketus. Ketahuilah, itu cara terbaiknya untuk menutupi kesedihan karena Oma-nya yang sudah sakit parah.

Sang Oma tersenyum lembut. Diraihnya tangan sang cucu.

"Dirga anak baik kesayangan Oma, jangan takut buat kejar mimpi kamu, ya?"

"Mimpi Dirga jadi Dokter buat nyembuhin Oma, makanya Oma harus bertahan sampai Dirga jadi dokter," balas pemuda itu.

Wanita tua itu mengangguk lemah. "Iya baguss, mimpi kamu bagus berarti tujuan kamu baik untuk menyelamatkan setiap nyawa berharga di muka bumi ini. Terus, Oma mau kamu janji satu lagi. Boleh 'kan?"

Dirga mengangguk ragu.

"Dirga sayang Oma 'kan? Berarti Dirga bisa sayang juga sama Andisha?"

Pemuda itu mengangguk cepat. "Iya, Dirga dari dulu sayang sama Andisha, dia temen yang baik."

Sang Oma tersenyum lebar. "Kalau gitu bisa 'kan Oma minta Dirga buat jagain Andisha?"

"Iya, bisa."

"Janji ya, harus sayang Andisha sama seperti Dirga sayang sama Oma?"

"Iya janji. Tapi Oma janji juga jangan ninggalin Dirga."

Tidak menjawab, wanita tua itu hanya tersenyum, seakan-akan menjelaskan secara tersirat bahwa ia tidak akan mampu menepati janji tersebut.




Oma, Dirga takut. Andisha punya sakit yang sama kayak Oma, apa nanti Andisha juga bakalan ninggalin Dirga secepat ini?




"Oma maaf ... Dirga belum bisa menepati janji ke Oma ... Dirga malah nyakitin Andisha," isak seorang pemuda 22tahun yang masih mengenakan pakaian rumah sakitnya.













Cerita Kanvas Putih✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang