[ 00 LINE NCT ]
Bagaikan sang pelukis yang memberi warna pada sebuah kanvas putih. Bercerita tentang keenam manusia dengan masing-masing kisahnya terhubung dengan sebuah kata yang dinamakan persahabatan, terjerat dalam lika-liku dunia yang disebut k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Special double update sesuai janji xixi Enjoy!
Kalau bisa dihitung, mungkin sudah duapuluh kali lebih Andisha menghela napas dalam kurun waktu 30 menit ini. Bukan karena dirinya kelelahan akan pekerjaan, tetapi karena sosok sahabat yang sejak awal datang dengan rentang waktu sama terus berceloteh panjang.
Siapa lagi kalau bukan, Rhea Dianka.
Sahabatnya itu bahkan tidak berpikir dua kali untuk mendatangi Andisha ke kantor, bahkan rekan satu kantor Andisha yang lain juga sudah mengenal Rhea. Terlebih, gadis itu juga merupakan Vlogger yang baru saja naik daun dalam satu tahun terakhir, bisa dibilang ia cukup tenar di sosial media.
"Dishaaaaa!"
Sosok yang terus diganggu oleh Rhea itu akhirnya menutup lembaran laporan tebal di depannya itu.
"Astaga, Rhe! Lo apa nggak capek ngomong terus dari tadiii? Ini kuping gue capek dengernya!" protes Andisha.
Rhea mendengus pelan sembari melipat kedua tangannya di depan dada. "Gue nggak bakalan capek buat ngebantuin lo!"
"Ngebantuin apa deh? Dibilang juga nggak perlu, anaknya juga nggak bakalan mau dikasih surprise!" balas Andisha.
Salah satu alis Rhea naik. "Darimana lo tau kalau dia nggak mau? Sedingin apapun itu Kak Dirga, dia masih punya hati kali. Gue juga yakin, lo pasti pengen ngasih dia surprise 'kan? Tai lo cuma takut aja sama reaksinya dia."
Andisha menghela napas sebelum akhirnya kembali fokus pada berkas-berkas di depannya. "Nah itu lo tau," balasnya.
Rhea otomatis bercak pinggak setelah menghela napas keras. "Yakin sama gue, dia bakalan seneng. Lo harus kelihatan lowkey aja. Pokoknya gue akan membantu kehidupan percintaan lo!"
Andisha tertawa. "Kenapa jadi lo yang sibuk ngurusin percintaan gue sih? Emangnya kisah lo sendiri udah bener?"
Andisha kalau ngomong emang suka bener. Sialan.
"Jangan mulai, ya, lo! Harusnya lo bangga punya temen suportif kayak gue!" sebal Rhea.
"Hahahaha, iya iyaa!" jawab Andisha cepat. "Gue tuh paling kenal lo sih, lo maksa begini tuh biar punya banyak waktu sama Kak Harsa 'kan? Dasar bucin!"
"Andisha!"
**
"Ini serius kita nggak ngerepotin kalian 'kan?" tanya Andisha khawatir pada dua sosok lain yang kini tengah duduk di depannya dan Rhea.
Salah satunya yang ramput hitam panjang terurai menggegeleg cepat dan tertawa. "Astaga enggak! Lagian besok juga weekend, jadi santai aja!"
