Siapa yang bilang kalau kerja melalui ordal alias orang dalam itu enak? Ya, mungkin dari pandangan orang-orang yang kesulitan mencari pekerjaan karena tidak ada koneksi. Tetapi bagaimana dari pandangan orang yang mengalami hal tersebut?Yudha akan menjadi sosok pertama yang menjawab TIDAK ENAK.
Elu sih enak, langsung dapet kerja di perusahaan keluarga sendiri.
"Nyenyenye, mau gua gampar tuh kepala yang ngomong begitu!" emosi Yudha. "Belum tau aja gimana tertekannya kerja karena ordal."
Sebisa mungkin Yudha berusaha untuk keluar dari lingkaran setan itu, tetapi apa boleh buat 'kan? Kakak sulungnya benar-benar menyeramkan.
Oleh karena itu, di sinilah pemuda itu tengah berada, di sebuah meja dengan tumpukan kertas yang sejak pagi tiada habisnya.
Entah sudah berapa kali pemuda Argawijaya itu terus menghela napas, mungkin sudah tidak terhitung.
Tiba-tiba dari arah belakang ada sosok yang datang dan memukul pelan pundaknya.
"Menghela napas mulu dah, berat banget masalah hidup lu?" tanya sosok itu.
Lagi-lagi, Yudha menghela napas dan mengangguk sebagai jawaban.
Sosok itu adalah Araka, merupakan sepupu sekaligus kakak kandung dari Ashifa. Iya, dunia memang sempit. Sirkel orang kaya mah itu-itu doang emang.
Araka tertawa kecil. "Seberat apa? Abis menyelamatkan dunia lu? Kapten Amerika aja gapernah tuh gua liat menghela napas pas nyelametin dunia."
"Ada lah anjir, lu aja kaga liat, Bang!"
"Udah itu lanjutin scanning berkasnya! Kalau nggak kelar besok makin numpuk," ujar Araka sembari menunjuk ke arah tumpukan berkas yang ada di meja Yudha.
"Yaelah, susah-susah gua kuliah HI, ujung-ujungnya juga kerja di kantor keluarga sendiri! Padahal 'kan gua mau di kedutaan!" kesalnya.
"Elu pikir aja, enggak bakalan Mas Laka ngebiarin adek cowoknya dia kerja tempat lain, orang perusahaan sendiri ada!" jelas Araka.
Sejenak, Yudha terdiam. Sebelum akhirnya kembali bersuara. "Gua capek jadi orang kaya, Bang. Mau melarat aja deh biar tahu lika-liku kehidupan nyari duit."
Araka tertawa. "Aneh-aneh aja lu! Lanjut kerja!"
Sosok itu lantas berlalu meninggalkan Yudha yang masih memasang wajah kesalnya.
Kemudian, ponselnya berdering singkat. Menandakan ada notifikasi pesan yang masuk. Melihat isi pesan tersebut, dahi pemuda itu berkerut singkat.
Nirmala
Kak nanti jemput gue jam 5 aja, ya.
Jangan kecepetaaaan! Jam 5! Oke?Yudha
Tumben banget lo minta jemput.
Kenapa nih? Pasti bikin masalah lagi, ya, lo?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kanvas Putih✔️
Fanfiction[ 00 LINE NCT ] Bagaikan sang pelukis yang memberi warna pada sebuah kanvas putih. Bercerita tentang keenam manusia dengan masing-masing kisahnya terhubung dengan sebuah kata yang dinamakan persahabatan, terjerat dalam lika-liku dunia yang disebut k...