35. Double Trouble

1K 147 36
                                    

Gisella sedang begitu banyak kerjaan hari itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















Gisella sedang begitu banyak kerjaan hari itu. Memang, ia bekerja sebagai fashion designer di perusahaan kakaknya sendiri, tetapi tetap saja menanamkan sifat profesional itu adalah hal mutlak untuk siapapun.

Entah sudah berapa kali ponsel yang berdering ia abaikan begitu saja hingga sekertaris sang kakak mulai risih mendengarnya.

"Gisella! Angkat dulu deh mending, gue juga jadi gabisa fokus kerja!" kesal sang sekertaris.

Gisella menghela napas jengah dan meraih ponselnya seraya berjalan ke luar. Melihat bahwa sang penelepon bukan sosok yang biasa menghubunginya, membuat gadis itu langsung mengangkat panggilan tersebut.



"Woi dari tadi gua nelfon, sibuk ya lu?!"

"Sorry banget, Kak Ram, langi ribet banget di kantor. Kenapa?"

Itu adalah Rama. Adakah yang kangen? Xixi.

"Sumpah lu timing dibuknya kurang pas. Di kamera itu 'kan gua pasang juga alat pelacak. Ini barusan nggak sengaja gua cek, tuh mobil ada di rumah sakitnya Dirga!"

"HAH?!" pekik Gisella. "Anjing!"

"Mending lo hubungin siapa yang kira-kira di sana sekarang, gua udah telfon Dirga tapi nggak diangkat!"

Panik, Gisella sangat panik. "I⸺ Iya udah Kak makasih banyak! Gue kabarin yang lain!"


Panggilan terputus, dan Gisella gemetaran untuk langsung menghubungi Dirga. Bahkan ponselnya sempat terjatuh begitu ingat bahwa Dirga tidak bisa dihubungi.

"Siapa ... siapa yang janga⸺ OH ANDISHA RHEA! Please kalian angkat!"









Nihil, baik Andisha maupun Rhea tidak ada yang mengangkat ponsel mereka. Bagaimana tidak, ponsel Andisha dalam mode getar dan terletak di dalam tas Rhea. Sedangkan ponsel Rhea tertinggal di mobilnya.

Semesta sangat pandai menciptakan keadaan.

"Langit, Langit!" Gisella masih dengan mode panik. Ia mengirim pesan setelah tidak juga bisa menghubungi Langit, dan berkali-kali mencoba menghubungi yang lain.

Nggak, Gisella tidak bisa seperti ini. Harus dia yang bertindak. Gadis itu masuk kembali ke ruangan dan mengambil tas serta kunci mobilnya.




"Mau kemana lo Sella?!"

"Sorry banget Kak ini urgent, hidup dan mati sahabat gue! Please banget gue harus balik lagi ke Jakarta!" balas Gisella dengan wajah panik dan langsung pergi begitu saja.

"Tapi⸺astaga! Dia kira Bogor Jakarta deket kali, ya, sekali loncat nyampe??"













**













Cerita Kanvas Putih✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang