"Thanks" Ucap Olin.
Saat ini ia baru sampai di depan rumahnya dengan di antar Naresh tentunya.
"Wait, tadi pas dansa lo liatin siapa sih?" Tanya Naresh.
"Bukan apa-apa." Jawab Olin.
Olin berbalik tetapi ia urungkan niatnya, saat ini rasa penasaran nya sangat besar.
"Apa hubungan Yuan sama Samudera?" Tanya Olin.
"Hah??? Ya mereka saudara tiri lah." Jawab Naresh.
"Tapi enggak dengan tatapan mata mereka berdua saat dansa tadi, jujur aja. Lo pasti tahu sesuatu."-Olin.
Naresh turun dari motornya, ia lalu melepas helm fullface nya.
"Sebelum om Alex ayah dari Yuan dan tante Zahra ibu dari Samudera nikah, Yuan dan Samudera yang notabene nya satu sekolah di luar negeri dulu jalin hubungan sebagai kekasih. Lo pasti tahu apa akhirnya.
Mereka mungkin keliatan gak akur, tapi jujur gue masih liat rasa itu di diri Samudera dan gue gak tahu gimana perasaan Yuan ke Sam sekarang.
Perasaan Sam ke Yuan itu sedalam lautan yang akan sulit di hilangkan, Yuan cinta pertama Sam begitupun sebaliknya." Ucap Naresh menjelaskan membuat Olin tercengang.
"Terus.... kenapa dulu Yuan bantu Viora buat jadian sama Samu kalau misalnya dia masih punya perasaan ke Samudera."-Olin.
"Coba sekarang lo bayangin, seandainya orang yang suka ternyata salah satu sahabat lo juga suka sama dia. Lo lebih milih mundur atau egois? Lagipula mereka berdua gak akan pernah bisa bersatu, mereka terlalu berbeda."-Naresh.
"Gue bingung....."
Naresh tersenyum, ia lalu mengusap pelan kepala Olin.
"Setelah ini lo jangan berubah sikap ke yang lain, lo cukup tau dan diam gak usah ikut campur urusan mereka."
Naresh mendekat.
Cup
Olin terkejut saat dengan tiba-tiba Naresh mengecup keningnya.
"Good night angel." Ucap Naresh lembut.
Naresh lalu memakai helmnya dan menaiki motornya, ia tersenyum saat melihat Olin masih terpaku di tempatnya.
"MAMA!!!!" Teriak Olin sambil berlari masuk, membuat Naresh terkekeh dan melajukan motornya.
.
.
.
.
Yuan menatap jalanan yang sepi, ia pulang di antar Sagara.
"Tadi Sam nyanyiin lagu kesukaan kalian dulu ya." Ucap Sagara.
"Gak usah sok tahu, orang dia nyanyiin lagu itu buat Viora." Elak Yuan.
"Masa sih? Kok kakak gak ngerasa gitu ya. Lagipula apa sih yang gak kakak tahu tentang kamu."
Yuan diam, ia sudah tidak bisa mengelak lagi.
"Sampe, kamu jangan tidur malem-malem." Pesan Saga, Yuan mengangguk.
Saga membukakan pintu mobil Yuan, bertepatan dengan itu Samudera baru saja sampai dengan motornya.
Tanpa menoleh, Samudera memasuki rumah.
"Masuk gih, angin malem gak bagus." Titah Saga.
"Hati-hati di jalan kak." Ucap Yuan.
Setelah memastikan Yuan masuk, Saga pergi dari kediaman Alex.
Yuan bisa melihat Samudera sedang menaiki tangga, ia lalu mempercepat langkahnya.
"Samudera, we need to talk." Ucap Yuan membuat Samudera berhenti.
Yuan sekarang berada di samping Samudera, dengan penuh emosi Yuan mencengkram kerah kemeja Samudera dengan tangan kirinya.
"Maksud lo apa tadi??" Tanya Yuan.
"Maksud gue? Ouhhh soal lagu tadi? Kenapa lo berasa dejavu, karena dulu gue sering nyanyiin lagu itu buat lo." Jawab Samudera.
"Inget Sam hubungan kita udah berakhir 3 tahun yang lalu, jangan jadi brengsek dengan nyakitin perasaan Viora."-Yuan.
"Gue nyakitin perasaan Viora? Bukannya itu lo?? Emang siapa yang nyuruh gue buat nerima cinta dia, LO!!! lo Yuan!!!"-Samudera.
"Bisa gak sih lo gak egois dan jangan pentingin perasaan orang lain. Lo bukan hanya nyakitin perasaan Viora, tapi gue, termasuk lo sendiri!!!!" Samudera mengatur nafasnya yang tak beraturan, ia lalu menatap ke arah lain.
Yuan terdiam melihat Samudera sekarang, apalagi mata pemuda itu terlihat berkaca-kaca.
"Sam kita gak akan pernah bisa bersama, gue gak mungkin ambil lo dari tuhan lo ataupun sebaliknya. Viora perempuan baik, dan dia cocok buat lo."-Yuan.
Samudera memegang tangan kiri Yuan yang masih mencengkeram kerah kemejanya.
"Satu hal lagi, gue jadi brengsek kayak sekarang gara-gara si alex, mama, dan lo!! Yuan, cepat atau lambat Viora bakal tau kalau selama ini cintanya cuman sia-sia, karena hati gue masih milik lo sepenuhnya dan gak akan ada tempat buatnya." Ucap Samudera, ia lalu melepaskan genggamannya.
Yuan menatap kepergian Samudera dengan diam, sekarang apa yang harus ia lakukan? Ia sendiripun masih bingung dengan perasaannya.
.
.
.
.
"JANCOK ITU KENAPA SEPATU GUE ADA DI ATAS POHON DAH!!!" Teriak Rey yang membuat dirinya di perhatikan oleh beberapa murid yang melewati lapangan.
"RASAIN ITU BALESAN DARI GUE BUAT KEMAREN!!!" Teriak Rizky.
"AWAS AJA LU YA!!! BAKAL GUE JADIIN PREKEDEL LU LIAT AJA YA!!!!" Teriak Rey.
Rizky menjulurkan lidahnya mengejek, pemuda itu lalu berlari menuju kelasnya karena guru akan masuk.
Rey lalu mulai memanjat pohon untuk mengambil sepatunya, sedangkan Viora dan Hael membantu dengan doa di bawah sana.
Hari ini kelas mereka memang jadwal olahraga, berbarengan dengan kelas 11-2.
"Nah Rey ayok turun, nih sepatu lu dah di bawah." Ucap Hael.
"Cok gue bisa naek tapi gak bisa turun anjir!!!" Seru Rey membuat Viora menepuk jidatnya.
Dari pinggir lapangan Olin terkekeh melihat teman-temannya itu, ia lalu melihat ke arah Yuan yang sekarang tengah berbaring dengan pahanya sebagai bantalan.
Sudah dua minggu ini Yuan terlihat lebih banyak diam dan bengong, membuat mereka semua heran.
Gudubrak!!!
"Bangsat Rey!!! GAK ADA AKHLAK LU!!!" teriak Hael.
"Rey buset..... Lo kebanyakan dosa apa gimana anjir, berat!!!!!" Teriak Viora.
Rey yang jatuh menimpa kedua temannya itu bangkit sambil cengengesan.
"Kalian mah so sweet, dengan suka rela nangkep gue." Ucap Rey watados.
"Siapa yang mau nangkep lo sih Anindya!!!! Lo sendiri yang jatoh nimpa kita!!!" Kesal Viora.
Setelahnya terdengar teriakan minta tolong dari Rey karena Hael memiting lehernya.
Saat tengah menikmati waktu jamkos, Tiba-tiba shifa berseru.
"WOY KATA KELAS SEBELAH SAMUDERA SAMA DANIEL BERANTEM DI KELAS 11-2!!!!"
Yuan langsung bangkit dan berlari menuju kelas 11-2, diikuti oleh Viora dan Hael. Sedangkan Olin menunggu Rey memasang sepatunya terlebih dahulu.
☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Paguyuban lima sekawan✔️
Novela JuvenilKata orang masa masa SMA itu masanya jatuh cinta dan banyak kenangan yang tidak akan pernah terlupakan. Dan itu memang benar. Mereka berlima mulai merasakan apa itu jatuh cinta, rasa sakit, dan merelakan di tahun ketiga SMA. Akan kah perasaan mereka...