31

21 23 12
                                    

Olin menghela nafas melihat hujan tak kunjung reda, ia lalu melirik ke empat temannya yang lain.

"Trobos ajalah hujan gak bakal bikin mati." ajak Olin.

Pasalnya mereka sudah berdiri menunggu hujan reda selama satu jam fi depan ruko yang tutup, setelah berada di warnet hingga sore dan hari mulai gelap sekarang.

"Besok ada quiz, kalau sakit gimana?" tanya Yuan.

"Ya kerumah sakit lah." jawab Rey lalu menarik tangan Yuan agar menyusul yang lain yang sudah pergi terlebih dahulu.

Awalnya Yuan sedikit khawatir tetapi lama-lama ia menikmati acara hujan-hujanan mereka, terlebih kelimanya berjalan sambil bercanda di bawah guyuran hujan.

Mereka tidak peduli dengan pandangan orang-orang, sekarang mereka ingin merasakan kebersamaan untuk dikenang tua nanti.

Viora berteriak kesal saat Hael menjintaknya dan lari menjauh, dengan cepat Viora mengejar Hael.

"Udah pas lah mereka jadi pemain film India." celetuk Olin.

Tawa Viora terdengar saat Hael jatuh terpeleset membuat bokongnya mencium tanah.

"Azab sih itumah." ucap Viora, ia lalu berbalik untuk meninggalkan Hael.






Tung!


Sepertinya Viora lupa jika dibelakangnya terdapat tiang listrik, ledakan tawa Hael dan yang lainnya pecah melihat Viora menabrak tiang listrik dan sekarang memegangi kepalanya yang berputar.

"Ya ampun tiangnya gak papa kan??!!!" seru Rey sambil memeriksa tiang listrik itu.

"Biadab. Yang di tanya malah tiangnya." ucap Viora.

"Hehehe peace." ucap Rey.

"Ayo anak-anak kita pulang ya, besok sekolah soalnya." ucap Olin dengan nada seorang guru tk.

"Aaaaaa gak mau bu guru, saya maunya mandi ujan!!!" rengek Yuan.

"Pulang sekarang atau gue sembelih lo!!" ancam Olin sambil melotot.

"Sekarang gue tahu alesan si Olin kagak di bolehin jadi guru teka sama emaknya." ucap Hael.

Viora mengulurkan tangannya untuk membantu Hael berdiri, mereka lalu kembali berjalan pulang sambil sesekali memaki pengendara karena terkena cipratan air.














.




.




.




.




.














"Aku selesai." ucap Daniel.

"Sayang, kamu baru makan sedikit loh. Pastanya juga belum habis." ucap seorang wanita.

"Maaf ma, aku tidak bisa menghabiskan pasta buatan mama. Akhir-akhir ini nafsu makanku berkurang." ucap Daniel sambil menggenggam tangan ibu angkatnya itu yang sekarang duduk di sebelahnya.

Keluarga Abizer sekarang tengah makan malam bersama, jarang-jarang mereka bisa makan bersama karena kesibukan sang kepala keluarga.

Mendengar ucapan Daniel menbuat nyonya Abizer menatap Daniel khawatir, dan tentu hal itu tak luput dari pengelihatan Zidan yang duduk di depan sana.

"Pasti karena kamu sering makan masakan siap sajikan waktu tinggal di apart, pokoknya mulai sekarang kalau kamu tinggal di apart mama akan suruh bibi antar makan rumah." ucap Nyonya Abizer membuat Daniel tersenyum.

Paguyuban lima sekawan✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang