36

20 22 3
                                    

Hael merebahkan tubuhnya di tempat tidur miliknya, ia lalu kembali teringat penjelasan Sam dan Yuan saat malam dimana awal permasalahan di mulai.

"Ck.... Gini amat asmara gue." lirih Hael saat kembali teringat hubungannya dengan Daniel sudah kandas.

Hael memejamkan matanya berniat untuk tertidur, tapi tiba-tiba saja Hael teringat sesuatu.

Dengan tergesa-gesa Hael membuka lemarinya mencari sesuatu.

"Ini jaketnya anjir!" ucap Hael saat ia berhasil menemukan Jaket geng motor Daniel.

Jaket itu di berikan Daniel padanya saat mereka tengah berkencan dan tiba-tiba saja hujan, berujung Hael lupa mengembalikannya.

"Fiks ini jaketnya." ucap Hael menggebu-gebu.

Hael menyambar handphonenya berniat menghubungi Yuan, Sam, dan Sagara. Tetapi dari ketiganya tidak ada yang mengangkat, mungkin mereka sudah tidur.

"Besok aja deh." putus Hael akhirnya.














.



.



.



.



.













Daniel yang tengah menyedot teajus gula batunya menatap Naresh yang bergerak gelisah di depannya.

"Kenapa lo?" tanya Daniel.

"Gak tau, gue ngerasa ada yang merhatiin." jawab Naresh, bahkan baksonya belum habis karena ia merasa tak nyaman.

Naresh lalu melihat ke sekitar kantin yang cukup ramai karena jam istirahat, ia lalu menoleh ke belakang.

Di belakang mejanya dengan Daniel, terlihat Hael, Yuan, dan Sam tengah menatap ke arahnya dengan tajam. Ternyata penyebab ia tak nyaman karena ketiganya.

Naresh menatap aneh ketiga orang itu yang masih menatapnya tanpa berkedip, bahkan ia merasa ditelanjangi oleh tatapan ketiganya.

"Hael abis putus dari lo makin aneh, mana tambah aneh karena bergaul sama Yuan Sam." ucap Naresh.

Daniel yang mendengar itu lalu menatap ke belakang Naresh, di sana terlihat Hael menatap dirinya ke musuhan. Tak lama kekasihnya ralat mantan kekasihnya itu mengacungkan jari tengah ke arahnya.

Melihat itu Daniel berdecih dan terkekeh.



Di meja yang tak jauh dari Sam, Yuan, dan Hael terlihat Viora, Olin, Rey, dan Rizky.

Viora terlihat memperhatikan Sam yang tengah berbisik dengan Yuan dan Hael. Melihat itu tentu Viora panas, ia sampai tak sadar menusuk baksonya dengan brutal.

Olin, Rey, dan Rizky yang melihat bakso itu terbelah dengan sadis saling tatap. Rey dan Olin lalu mengisyaratkan Rizky untuk berbicara dengan Viora.

"Kalian pengen gue bernasib sama kaya tuh bakso." bisik Rizky sambil bergidik ngeri.

"Cemen lo!" ucap Rey berbisik.

"Gue rela lo katain cemen sekarang, yang penting idup gue gak dalam bahaya." ucap Rizky.

"Ekhem!" Olin pura-pura batuk untuk menarik perhatian Viora.

"Makan ra, tuh bakso gak mungkin masuk ke mulut lo sendiri." ucap Olin.

"Udah kenyang, gue balik ke kelas duluan." ucap Viora dan berjalan pergi dari sana.







Sam yang tengah berbisik-bisik dengan Yuan dan Hael tiba-tiba berhenti saat melihat Viora melewati mereka, matanya terus mengikuti Viora yang keluar ke kantin.

Paguyuban lima sekawan✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang