26

16 24 6
                                    

Hari Jum'at di pagi hari, seluruh murid berkumpul di lapangan lengkap dengan pakaian olahraga per-angkatan.

Sudah menjadi rutinitas di sekolah, jika hari Jum'at sebelum pembelajaran akan diadakan senam bersama terlebih dahulu. Dan setelah selesai, khusus hari itu para murid beragama islam akan ganti pakaian menggunakan baju muslim. Sedangkan yang nonis, menggunakan dress selutut bagi perempuan dan kemeja bagi laki-laki.

Lagu yang akan mengiringi senam sudah terdengar, di depan sana juga terlihat Daniel juga Rizky memulai gerakan senam.

Anak-anak kelas 12-2 yang berada di barisan paling belakang mulai mengikuti meskipun protesan terdengar.

"GERAKANNYA JANGAN CEPET-CEPET DONG, KAYAK LAGI DI KEJER ANJING AJA!!!" teriak Rendy.

"Ya masa senam gerakannya slowmo sih?!" ucap Rasya.

"WOY MATA GUE MINUS ANJIR!!!!"- Fahri.

"PUTAR KE KIRI YEAY....... NONA MANIEZZZ PUTARLAH KE KIRI KE KIRI KE KIRI........" - anak-anak 12-2 yang sedang kompak.

"Gue tau lo kekurangan otak Rey, tapi masa lo gak tau arah kiri sih asu!!! Lo muter ke kanan ege!!!!" - Olin.

"Cok loncatnya jangan lebar-lebar anjir, ini gue mentok!!!" -Shifa.

"WAH ANJIR LO SENAM ATAU NGAJAK RIBUT HAH!!!! JANGAN MENTANG-MENTANG LAGI DI LAPANGAN YA!!!" - Hael.

"Awww..... Kaki gue jangan di injek jamal!!!!" - Yuan.

"Lagian siapa suruh duduk, Orang-orang mah senam ini malah lesehan." - Viora.

"Gerakannya ngebosenin, yang di depannya juga malah pada ribut." - Yuan.

Melihat barisan belakang yang mulai ricuh, para OSIS lalu saling melirik dan akhirnya sepakat untuk menghentikan senam. Karena jika tetap di lanjut bisa-bisa terjadi pertumpahan darah.

"Yah kok udahan padahal gue lagi semangat-semangatnya nih!!!" kesal Rey.

"Lo senam zumba aja dah sendiri gih, gue mah mau ganti baju!!" ucap Shifa.













.



.



.



.



.













Yuan dan Olin menahan tawa saat Rey, Hael, Viora, dan Shifa masuk ke kelas dengan pakaian muslim warna putih dari atas kepala hingga kaki.

"Anjir lo pada kayak mau berangkat haji." ucap Olin.

"Mingkem sebelum gue tempeleng!" ancam Rey.

"Kalian bukannya kayak ukhti malah kayak kospley kunti." ucap Yuan sambil tertawa.

Hael, Viora, dan Shifa sendiri bodo amat, sedangkan Rey sudah memasang wajah masam.




"Astaghfirullah ukhti ini bar bar sekali." ucap Rasya yang baru saja datang.

"Ape masalah buat lo? Buat nenek buyut lo hah?!??" sewot Hael yang sekarang duduk dengan satu kaki ke atas.

Rasya menggeleng pelan, ia lalu berjalan ke arah bangku belakang. Dimana Olin, Yuan, Shifa, dan Fahri tengah berkumpul untuk bermain game.

"Yang killnya sedikit traktir risol mayo ya." ucap Olin.

"Deal"

"Ini lucu sih kalo ternyata malah gue yang kalah." ucap Olin lagi.

Paguyuban lima sekawan✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang