7

40 26 4
                                        

Saat ini kelas 12-2 terlihat tengah jam kosong, membuat kelas itu sangat berisik.

"Olin, sekarang aja tentuin siapa-siapa yang ikut lomba 17 lusa." Ucap Hael.

"Yaudah deh, ayok lo tulis namanya di papan tulis." Ucap Olin, keduanya lalu berjalan ke depan kelas.

"Guys minta waktunya sebentar!!!" Seru Olin.

Semua orang yang ada di kelas diam dan memperhatikan ketua kelas mereka, kecuali 5 manusia penggila game online. Alias Shifa, Yuan, Cita, Juli, dan Fahri.

"YANG LIMA ORANG DI BELAKANG POJOK DUDUK DULU ATAU GUE HAPUS AKUN GAME KALIAN!!!" Teriak Olin.

"Bentar tinggal turret terakhir." Ucap Shifa.

"Biarin ajalah mereka." Ucap Hael.

Olin menghela nafas dengan tegas ia kembali membuka suara.

"Jadi nanti lusa kan ada perlombaan menyambut hari kemerdekaan, nah sekarang mumpung Jamkos kita bagi-bagi. Perlombaan nya ada makan kerupuk, balap karung, bakiak, futsal pake daster khusus laki-laki, tarik tambang, masukin paku ke botol, dan terakhir itu maen basket pake sarung buat cewek. Oh iya ada juga estafet tepung." Ucap Olin menjelaskan.

"Lo bagi aja deh, kita-kita ngikut aja." Ujar Rasya.

"Kalau gitu buat makan kerupuk Fahri badan dia kan tinggi."-Olin.

"Hubungannya dimana anjir!"-Rey.

"Gak ada, kayak lo sama doi."-Hael.

"Oalah juancok!!!"-Rey.

"Buat balap karung Hael soalnya badannya paling kecil."-Olin.

"HEH ANAKNYA CAROLINE BADAN LO JUGA KECIL KAYAK AMOBA YA!!!" Seru Hael tak terima, namun ia tetap menuliskan namanya di papan tulis.










".......Nah udah kebagian semua kan ya, deal???!" Tanya Olin memastikan.

"Deal aja deh, lagian gak bisa di ganti ini." Pasrah Rendy.

"Oh iya ntar penutupnya, masing-masing kelas wajib ngirim biduan." Ucap Hael.

"GUA AJA GUA!!!!" Semangat Rey.

"JANGAN!!! Please cintai telinga kalian, jangan biarkan si Rey nyanyi." Seru Yuan.

"Durhaka sia Yuan ka kami, awas nya maneh!!!!" Emosi Rey, melihat itu tentu Yuan segera berlari keluar kelas dengan Rey yang mengejarnya.



.

.

.

.




Yuan terus berlari ke arah taman belakang sekolah yang jarang di datangi oleh para murid-murid, tapi ia tiba-tiba berhenti saat mendengar sesuatu.

"Kena l—

Ucapan Rey terhenti saat Yuan menutup mulut dan hidungnya.

Yuan mengisyaratkan untuk jangan berisik, mereka lalu bersembunyi di balik tembok dengan kepala yang mengintip ke arah taman.

"Astaghfirullah." Lirih Rey.

Bagaimana Rey tidak istighfar, mereka berdua tengah melihat sepasang sejoli tengah berbagi saliva.

Yuan mengeluarkan handphonenya, ia lalu merekam dua orang itu yang masih memadu kasih.

"Anjir ngapain lo rekam?"

"Lumayan nambah koleksi bok*p."

"Istighfar sia teh Yuandra!!!!"

"Gue nonis. Ini buat bahan aduan ke guru bk."

Paguyuban lima sekawan✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang