Kamar cukup luas itu terlihat masih gelap walaupun diluar sana matahari sudah di atas, sang pemilik kamar pun masih tenggelam dalam selimut dengan dengkuran halusnya.
Saking lelapnya tertidur ia sampai tidak tahu jika seorang penyusup memasuki kamarnya itu dan mendekati dirinya.
"BANGUN KEBO!!!! AYAM AJA UDAH BANGUN!!!! BANGUN WOY!!!!" teriak Olin sambil menimpa tubuh Yuan.
"ANAK SAPE SIH LO DATENG-DATENG NGERUSUH!!!!" kesal Yuan yang sekarang terbangun dari tidur lelapnya gara-gara Olin.
"Bosen meeettttttt......." rengek Olin yang sekarang guling-guling di atas tempat tidur Yuan.
"Mat met mat met lo pikir gue jamet?!!" sensi Yuan.
"Ck...... Warnet yuk." ajak Olin.
"Mager gue, lo aja sama si Naresh gih. Tuh anak juga kayaknya masih ngebo." tolak Yuan.
"Gak tega gue ganggu tidurnya." ucap Olin membuat Yuan menatapnya datar, dalam hati Yuan tengah mengingatkan diri jika orang di hadapannya temannya.
Yuan turun dari tempat tidurnya itu, ia lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mandilah.
Sedangkan Olin masih rebahan sambil scroll tiktok menggunakan wifi di kamar Yuan yang signalnya kuat.
Tak selang beberapa lama, Yuan keluar sudah dengan pakaian casualnya. Ia lalu berjalan mendekati nakas untuk mengambil minum yang di sediakan di sana.
"Yu apa kita log in aja ya ke agama Rey sama yang lainnya." ucapan Olin berhasil membuat Yuan tersedak.
"Jangan ngadi-ngadi, lo kira game bisa log in log out." ucap Yuan.
"Abisnya setiap ada acara keagaaman kita pisah sama yang lain." ucap Olin.
"Kenapa lo gak ikut aja malih?! Kan sekolah juga gak larang kita buat dateng ke acara maulid." ucap Yuan.
"Bener juga, yaudah yuk ke sekolah kita tengok para pendosa (read; Rey, Viora, dan Hael) yang lagi tobat." ajak Olin.
"Katanya mau ke warnet gimana aih lu!!!" kesal Yuan.
"Nanti pulangnya, ayok!!!" ucap Olin sambil menarik Yuan pergi.
Baru saja mereka sampai di pintu kamar, terlihat Naresh yang baru bangun. Rambut pemuda itu acak-acakan namun di mata Olin, Naresh masih terlihat tampan.
"Loh kok kamu di sini gak nyamperin aku?" ucap Naresh sambil mendekati keduanya.
"Gue tunggu di bawah ya, mual gue nanti liat orang kasmaran." ucap Yuan ia lalu pergi meninggalkan sepasang lovebird itu.
"Mau kemana?" tanya Naresh.
"Ke sekolah, boleh kan?"-Olin.
Naresh tersenyum, "Iya boleh, tapi kalau ada apa-apa call aku ya. Kalau mepet banget tumbalin aja si Yuan, di rumah juga gak guna dia."
"GUE DENGER YA ANJIR!!!!" teriak Yuan dari bawah yang tengah memakan roti.
"Yaudah aku pamit ya."- Olin.
"Iya hati-hati di jalan banyak jamet kayak Yuan soalnya." ucap Naresh sambil mengusak rambut Olin.
Dengan wajah yang memerah, Olin segera menyusul Yuan yang sudah menunggunya di bawah dengan wajah memerah karena marah bukan tersipu seperti Olin.
"Bandit ya kalean."
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paguyuban lima sekawan✔️
Teen FictionKata orang masa masa SMA itu masanya jatuh cinta dan banyak kenangan yang tidak akan pernah terlupakan. Dan itu memang benar. Mereka berlima mulai merasakan apa itu jatuh cinta, rasa sakit, dan merelakan di tahun ketiga SMA. Akan kah perasaan mereka...