32

22 23 2
                                    

Senyum Hael mengembang saat di depan sana Daniel sudah menunggunya untuk berangkat sekolah bersama.

Daniel turun dari motornya untuk menyambut Hael, pemuda itu lalu dengan tiba-tiba memeluk Hael erat membuat wanitanya bingung.

"Kenapa? Ada masalah? Kamu abis berantem?" tanya Hael.

"Gak kok, yaudah yuk berangkat takutnya telat." jawab Daniel.

Daniel memasangkan helm kepada Hael, setelah selesai bersiap-siap keduanya lalu berangkat ke sekolah yang hanya memakan waktu tempuh 10 menit.














.

.

.

.

.












Shifa terus menerus melirik Yuan yang di sebelahnya lalu Viora yang duduk di bangku dirinya didepan sana.

Tadi pagi-pagi sekali Viora meminta untuk bertukar tempat duduk sementara waktu, alasannya bosan melihat wajah Yuan.

"Kalian ada masalah?" tanya Shifa pada Yuan yang tengah menatap punggung Viora tajam.

"Gak." jawaban singkat, padat, dan jelas dari Yuan membuat Shifa mengelus dada sabar.

"Udahlah mungkin si ora emang lagi pengen duduk di depan." ucap Rey.

"Liatin aja dulu, lo juga inget-inget punya salah gak sama Viora." ucap Hael.

"Tau lah....." ucap Yuan lesu, ia lalu menaruh kepalanya pada lipatan kedua tangannya bersiap untuk tidur.

Di depan sana juga terlihat Viora yang tengah melamun membuat Olin sedikit khawatir. Ia penasaran ada masalah apa Viora dengan Yuan karena tidak biasanya keduanya saling menjauh, atau lebih tepatnya Viora yang menjauh dari Yuan.

Baru saja Olin akan bertanya tapi guru sudah masuk ke dalam kelas.

Selama kelas Olin memperhatikan gerak-gerik Viora, sesekali ia juga berbalas pesan dengan Hael maupun Rey.

Yuan bangun tepat saat bel istirahat pertama terdengar membuat Shifa mendengus.

"Untung gak ketauan guru lo tidur." ucap Shifa.

"Kantin gak?" tanya Yuan.

"Gak, gue bawa bekal." jawab Shifa membuat Yuan menghela nafas kecewa.

Yuan lalu melihat keempat temannya di depan, mereka bersiap untuk ke kantin.

"Kantin ayuk." ajak Hael pada Yuan.

Yuan mengangguk tanda setuju, melihat itu Viora terdengar mendengus. Ia lalu berjalan pergi ke kantin duluan.

"Itu anak kenapa sih?!!" bingung Hael.

"Lagi pms kali." ucap Rey.

Mereka lalu segera menyusul Viora.

Semua itu tak luput dari pengelihatan Zidan, ia lalu mengirim pesan kepada adik angkatnya itu.

















Hael menatap jengah Viora yang terang-terangan menunjukkan wajah tak sukanya pada Yuan, Yuan sendiri terlihat tak peduli tetapi Hael yakin anak itu tengah bertanya-tanya apa kesalahannya.

Semua mata menatap Hael -kecuali Yuan- yang membanting sendoknya cukup keras.

"Kalau ada masalah bicarin jangan tiba-tiba gini ra!!! Kalau lo diem aja kita gak tahu apa kesalahan Yuan, lagian setahu gue kalian lengket banget tapi kenapa malah musuhan!!" kesal Hael.

Paguyuban lima sekawan✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang