🎬Special Chapter🎬

30 24 4
                                    

Satu-persatu anggota destroyers keluar dari mini bus yang mereka tumpangi itu. Saat mereka turun, Orang-orang di sekitar memperhatikan mereka.

"Oh jadi ini yang namanya pasar malem." Celetuk Sam.

"Jangan bilang kau belum pernah ke tempat seperti ini." Ucap Daniel.

Sam mengangkat bahunya, ia lalu mulai berjalan mengikuti yang lain yang sudah pergi terlebih dahulu.

"Kita berpencar saja, nanti kita kumpul di suatu tempat." Arah Sagara.

Rey yang memiliki ide untuk pergi ke pasar malam mengangguk setuju, ia langsung menarik Rizky untuk pergi ke arah stand jajanan.

Mereka berpencar dengan pasangan masing-masing, tetapi mereka masih bisa berkomunikasi dengan alat yang ada di telinga mereka. Untuk berjaga-jaga jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.


Olin dan Naresh menaiki wahana bianglala, mereka duduk saling berhadapan. Di tangan Naresh sekarang terdapat kamera yang siap memotret tunangannya itu.

Keduanya sedikit terkejut saat bianglala mulai naik. Olin mulai menikmati pemandangan di bawah sana, dari atas ia bisa melihat Rizky dan Rey yang terlihat tengah cekcok di depan gerobak bakso. Viora yang tengah menemani Yuan menaiki komedi putar, dengan di awasi Sam dan Sagara.

Hingga bianglala yang keduanya tempati berhenti tepat di titik tertinggi, Olin sebenarnya sedikit takut.

Naresh tersenyum melihat Olin, ia lalu mengambil satu gambar Olin. Setelah itu ia berpindah duduk menjadi di samping Olin, membuat keduanya duduk berdempetan.

"Happy birthday my angel." Ucap Naresh, membuat Olin rasanya ingin menghilang sekarang juga.

Naresh lalu mengeluarkan sebuah kotak, mata Olin membulat saat melihat sepasang cincin dengan ukiran nama keduanya.

Cincin tunangan yang tersemat di jari manis kiri Olin dilepas oleh Naresh, Olin baru sadar jika Naresh tidak menggunakan cincin tunangannya.

"Aku mau ganti cincin tunangan ini jadi cincin yang baru, yang mengantarkan kita ke lembaran baru. Aku mau kamu menemani sisa hidup ini Caroline, so will you marry me?"

Naresh mengusap butiran air mata yang berjatuhan dari mata indah tunangan soon to be wife nya itu, ia lalu semakin mengembangkan senyumnya saat Olin mengangguk.

"Yes i will." Tiga kata yang membuat jari manis kanan Olin tersemat cincin berukir nama Naresh.

Olin lalu memasang kan cincin yang lain ke jari manis milik Naresh. Dengan lembut Naresh menarik Olin untuk berada dalam dekapannya.




"Ekhem lain kali matiin dulu alat komunikasinya kak."-Rizky.

"Apa tidak ada sesi ciuman?"-Hael.

"Kita aja yang ciuman gimana."-Daniel.

"Ingat dosa wahai manusia."-Rey.







Keduanya tertawa mendengar ucapan-ucapan temannya itu, Naresh lalu mengusap surai Olin sebelum akhirnya mendaratkan bibirnya di atas bibir Olin.

Hanya menempel tidak ada lumatan di dalamnya, Naresh lalu mencium kening Olin cukup lama. Membuat Hael dan Daniel yang ada di bianglala sebelah mereka menekan tombol foto ribuan kali.





































Yuan berjalan dengan riang mendekati para anggota destroyers yang sekarang tengah duduk di salah satu bangku sambil memakan camilan yang masing-masing beli.

Paguyuban lima sekawan✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang