🎬 Special Chapter 🎬

24 23 3
                                        

Rey menghela nafas panjang, mobil mereka terjebak macet. Bahkan hujan mulai turun lumayan deras.

Rizky melirik sedikit ke arah Rey, ia tersenyum tipis melihat wajah Rey yang tengah badmood itu.

"Kamu ngerasa gak sih, kalau hujan kayak terikat sama kita." Ucap Rizky tiba-tiba.

Rey menoleh ke arah Rizky yang terlihat mengetikkan sebuah pesan balasan kepada Olin yang menanyakan keberadaan mereka.

"Terikat gimana?" Tanya Rey.

"Waktu kita jadian pas hujan, aku ngelamar kamu pas hujan gede, terus pas acara nikahan kita hujan. Eh.... Sekarang pas kita mau beli peralatan bayi hujan." Jawab Rizky sambil mengusap pelan perut Rey yang besar.

Rey terdiam ia lalu ikut mengusap perutnya itu, bulan depan merupakan prediksi bayinya lahir. Ia harap bayinya akan lahir dengan sehat nantinya.

Rizky beralih memegang tangan Rey dan menatap istrinya, lantas ia tersenyum tulus.

"Terima kasih sudah hadir di hidupku."

"Hmmm......"

"Rey...."

"Apa?"

"Kamu harus jadi orang yang meluk aku disaat terakhir ku, Rey."

"Apa sih kok jadi ngomong kesana!! Kalau ngomong itu di jaga!!!!"

"Hehehe..... Kepikiran aja gitu."

Rey menatap malas Rizky.

"Macet nya masih lama? Kalau masih kita jalan aja, mall nya udah gak terlalu jauhkan." Ucap Rey.

"Kamu mau jalan? Yaudah sebentar ya." Ucap Rizky.

Rizky lalu mengambil payung yang cukup besar untuk keduanya, ia keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu mobil Rey. Beruntung mobil mereka berada di pinggir jalan, jadi nantinya tidak perlu repot.

"Ayo." Dengan hati-hati Rizky membantu Rey berjalan, tangan kanannya setia merangkul bahu Rey sedangkan tangan kirinya memegang payung.

Keduanya lalu berjalan sambil mengobrol, sesekali mereka juga terkekeh mengingat masa lalu. Tidak tahu saja jika orang-orang melihat mereka dengan sedikit iri.

"Ayo duduk dulu disini, kamu pasti capek." Ajak Rizky.

Rey menghela nafas lelah, jujur saja ia sangat lelah berjalan. Apalagi ternyata jarak mall masih cukup jauh.

Melihat Rey yang kelelahan, Rizky berjongkok di hadapan Rey dan memberikan pijatan pada kaki Rey yang sedikit bengkak selama kehamilannya.

"Aku balik ke mobil deh, kamu tunggu disini. Lagian jalannya juga udah gak macet lagi." Ucap Rizky.

"Gak usah, ntar kamu yang capek." Ucap Rey.

Rizky lalu melihat ke sekelilingnya, di sebrang sana terlihat sebuah toko. Ia akan membelikan minum untuk Rey.

"Yaudah kamu tunggu disini, aku beli minuman dulu. Nih pegang, biar percikan hujannya gak kena ke kamu." Ucap Rizky sambil menyodorkan payungnya dan tanpa mendengar ucapan Rey, Rizky sudah berlari menyebrangi jalan.

Rey tersenyum melihat Rizky yang melambai-lambai di sebrang sana, ia sangat bersyukur memiliki lelaki yang menyayanginya dengan tulus. Rey terkekeh geli saat Rizky mengisyaratkan kata 'ILOVEU' disebrang sana.

Ah terlihat romantis bukan....

Rizky menyisir rambutnya yang basah kebelakang dengan jari-jarinya, ia lalu melihat kanan kiri untuk menyebrang jalan.

Dengan senyuman cerah dan botol minum di tangannya, Rizky mulai menyebrang jalan. Disebrang sana Rey sudah bersiap menyambut Rizky, entahlah tiba-tiba ia ingin dipeluk sang suami.









Paguyuban lima sekawan✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang