29

23 24 5
                                    

Hael memperhatikan wajahnya yang penuh lebam, ia lalu menghela nafas. Ia tidak percaya jika akan mendapatkan lebam sebanyak itu.

"Muka lo kayak orang yang abis di KDRT." celetuk Viora yang berada di sebelahnya tengah mencuci tangan.

Keduanya sekarang tengah berada di toilet rumah sakit, mereka semua di cek takutnya ada luka serius.

"Perasaan gue gak banyak kena pukul tapi kok gini ya." ucap Hael.

"Please deh awal kita di culik tuh lo di kroyok ya!!!" ucap Viora.

"Iya juga ya, gara-gara si Yuan malah tepar duluan sih!" kesal Hael.

"Tuh anak mau nolong malah keburu di pukul." ucap Viora.

Hael terdiam, ia jadi teringat usahanya melawan para bawahan Kino yang ingin menculik mereka.

Setelah selesai mencuci tangan, keduanya lalu keluar dari toilet. Viora menatap malas Daniel yang berdiri sambil bersandar pada dinding di depan toilet.

"Hadeh..... Ada obat penghilang bucin gak sih?!!!" ucap Viora sambil berlalu dari sana meninggalkan sepasang kekasih itu.

Hael pasrah saat Daniel menarik tangannya untuk duduk di bangku dekat sana, ia lalu menunggu apa yang akan Daniel lakukan selanjutnya.

Pemuda itu terlihat mengambil salep yang ia beli tadi, dengan hati-hati Daniel memberikan salep itu pada luka-luka lebam Hael.

Dengan jarak wajah yang sangat dekat, Hael bisa melihat rasa khawatir pada mata Daniel. Hael juga bisa merasakan sentuhan lembut tangan pemuda itu, seakan-akan Hael akan pecah jika ia tidak hati-hati mengobatinya.

"Daniel." panggil Hael pelan.

"Hm..." balas Daniel.

"BERANI BANGET LO BOLOS YA BOCAH!!!!!!" Daniel terkejut setengah mati saat tiba-tiba Hael berteriak di dekat wajahnya.

"Kan aku khawatir sama kakak, jadi aku bolos sekolah aja buat cari kakak." ucap Daniel di akhiri cengiran tak berdosanya.

"Ya tapikan lo bisa ikut nyari pas pulang sekolah, saipul!" ucap Hael.

"Kelamaan kak, waktu di kelas aja aku gak fokus belajarnya." jujur Daniel.

Hael mencoba menetralkan amarahnya, ia lalu menatap Daniel yang menunduk takut menatap dirinya. Tak tega melihat Daniel, Hael lalu mengusap pucuk kepala Daniel membuat pemuda itu mengangkat wajahnya.

"Maaf kakak bentak kamu, tapi kakak gak mau kamu mengesampingkan sekolah cuma gara-gara kakak. Kamu harus rajin belajar supaya bisa gapai cita-cita kamu. Makasih juga karena kamu udah khawatir sama cemasin kakak, kamu juga udah berusaha bantu cari kakak." ucap Hael dengan lembut.

"Can i hug you?" tanya Daniel yang diangguki Hael.

Daniel masuk ke dalam dekapan Hael yang bisa memberikannya kehangatan seperti pelukan ibunya dulu, terlebih saat tangan Hael mengusap surai nya penuh kasih sayang membuat dirinya merindukan sosok ibu.

Hael agaknya cukup terkejut saat bahunya terasa basah, ia lalu merasakan Daniel mengeratkan pelukannya masih sambil menangis tanpa suara.

"Jangan tinggalin aku kayak ibu kak, aku cuma punya kakak sekarang." ucap Daniel yang berhasil membuat Hael terdiam.














.



.



.



.



.














Yuan agaknya ingin menampar Sagara yang membawanya ke taman rumah sakit, bukan apa tetapi keduanya sudah duduk di sana selama setengah jam tanpa obrolan apapun hanya menatap para pasien yang ada di sana.

Paguyuban lima sekawan✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang