11

25 27 9
                                    

Olin terlihat tengah duduk di ayunan dengan pahanya sebagai bantalan kepala Naresh.

Walaupun mata Olin sibuk membaca novel, tetapi tangan kirinya setia mengelus lembut surai Naresh yang sudah lumayan panjang itu.

Hari minggu seperti ini memang sering mereka gunakan untuk menghabiskan waktu seperti itu, lagipula Naresh tidak betah berada di rumahnya. Mau ngungsi ke rumah Yuan pun percuma, karena Yuan pasti akan pergi begitupun dengan Sam.

Dari bawah Naresh bisa melihat dengan jelas wajah serius Olin yang terlihat jauh lebih cantik, Naresh sangat menyukai ekspresi itu. Ah atau lebih tepatnya ia menyukai setiap hal dari diri Olin.

Naresh sangat tahu jika ia mencintai Olin, begitupun sebaliknya. Tetapi ia takut, ia takut menjaga hubungannya nanti dengan Olin dan kehilangannya.

Setiap hari melihat pertengkaran kedua orang tuanya, membuat ia ragu. Ia takut jika perasaan Olin kepadanya hanya sementara.

Malas berpikir lebih jauh, Naresh memilih untuk menutup matanya. Kantuk mulai menjemputnya untuk masuk ke dalam alam mimpi.

Mendengar dengkuran halus dari Naresh, membuat Olin mengalihkan sebentar perhatiannya.

Olin tersenyum tulus melihat Naresh tertidur dengan damai, ia lalu memperhatikan pahatan sempurna sang pencipta. Mengenal Naresh selama tiga tahun sudah cukup baginya untuk mengetahui semua tentang pemuda itu, dan cukup baginya untuk menjatuhkan sang pilihan hati pada seorang Naresha Xavier.... Pemuda yang nyaris sempurna itu.


Cup


Olin mengecup lembut kening Naresh, "Sweet dream my prince." Bisiknya.





.


.


.


.


.



Dengan berkacak pinggang Rey rasanya ingin menendang manusia yang seenaknya tiduran sambil menonton televisi juga nyemil di rumahnya, catat dirumahnya tanpa izin!!!!!

"SIA DEDEMIT TIMANA HEH!!!" Seru Rey sangat mengelegar.

"Apasih, sirik ae lu kutu babi." Ucap Rizky.

"Seenggaknya maneh izin dulu, mana eta cemilan urang!!!" Kesal Rey.

"Udah, tadi gue udah izin sama mamah. YA KAN MAH????"-Rizky.

"IYA REY BIARIN MANTU MAMAH SANTAI!!!!" Teriak mamah Rey yang tengah berada di belakang rumah.

"MAMAH NGAPAIN SIH NGASIH NIH GEMBEL MASUK!!!!!"

Muak dengan teriakan Rey yang tak main-main, Rizky menarik tangan Rey untuk duduk di sebelahnya.

Rizky terkekeh saat melihat kakak kelas sekaligus tetangganya itu masih mendumal gak jelas.

"Ngomel terus gue cium nih." Ancam Rizky yang berhasil membuat Rey diam sambil mendelik padanya.

"Lo ngapain sih ngegabut disini....."-Rey.

"Gue tuh lagi galau kak."-Rizky.

"Galau kenapa dah?"-Rey.

Rizky menghela nafas, ia lalu menyenderkan kepalanya pada bahu Rey sambil terus memakan kripik singkong di pelukannya.

"Beberapa hari ini Nata kayak beda." Ucap Rizky dengan wajah sedihnya.

"Beda gimana dah? Ngepet kali dia." Ucap Rey.

"Bukan!!!! Tapi ini kek dia gak terlalu bucin lagi sama gue."-Rizky.

Paguyuban lima sekawan✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang