34

25 24 3
                                    

Rey sedikit was-was saat lagi-lagi Olin menghela nafas cukup keras. Pasalnya mereka tengah berada di atas motor, keduanya sepakat pulang bersama.

"Jangan sambil ngelamun oy!" pesan Rey.

"Iya." balas Olin malas.

Olin sebenarnya sedang dalam mood yang tidak bagus karena sudah 4 hari Hael, Viora, dan Yuan tak bertegur sapa bahkan mereka seperti tidak saling kenal.

Tangan Rey dengan sepat mencengkram almamater Olin erat, saat temannya itu tiba-tiba menambah kecepatan laju motornya.

"Pelan aja ege, gue belum kawin." ucap Rey namun tidak di dengarkan oleh Olin.

"Lin sumpah mending gue aja deh yang bawa motornya, bahaya woy kebut kebutan!! Gue tahu kok lo taat agama tapi please jangan buru-buru ketemu sama tuhan lo."

Olin sedikit menoleh ke arah Rey yang ada di belakangnya.

"Berisik lo mah, bentar lagi nyampe nih." ucap Olin.

Olin sedikit mengarahkan motornya ke tengah jalan karena akan belok kanan, tak lupa ia juga memberikan lampu sen.

Tapi dari arah berlawanan terlihat ibu-ibu yang membawa motor melaju kencang ke arah keduanya.

"REM BU REM, ANJIR OLIN BANGKE!!!!!!"  teriak Rey sebelum akhirnya mereka di tubruk oleh ibu-ibu tersebut.

Orang-orang yang melihat kejadian itu langsung berkumpul dan membantu membawa ibu itu, Rey, dan Olin ke rumah sakit terdekat.















Rizky dengan tergesa-gesa memasuki rumah sakit dan menghampiri resepsionis.

"Mba! Ruangan pacar saya yang namanya Reyna Anindya cucunya engkong si juragan tanah betawi dimana?" tanya Rizky cepat.

"Kamu nanyee, kamu bertanya-tanya?" ucap sang resepsionis.

"Ente kadang-kadang ente rawrrr" balas Rizky.

"Apasih mba prik ih, buru mba dimana ruangannya atau saya obrak-abrik nih rumah sakit!!!" kesal Rizky.

"Yaelah sans aja kali mas, ruangannya di ugd." ucap Resepsionis.

Tanpa mengucapkan terima kasih, Rizky langsung berlari menuju ugd bahkan setelah sampai ia langsung masuk begitu saja, tidak peduli dengan Naresh dan Olin yang duduk di depan ruang ugd.

Rizky meremas kepalan tangannya saat melihat Raka tengah memeriksa luka di tangan Rey.

"Gak sopan lu pegang-pegang, bukan muhrim." ucap Rizky sambil menjauhkan tangan Raka.

"Terus itu kenapa lo pegang tangan Rey." sinis Raka.

"Suka suka gue lah, gue kan calon imam nya. Mau ape lo hah!" tantang Rizky membuat Rey menghela nafas lelah dengan kelakuan tetangga sekaligus pacarnya itu.

"Tengil banget sih lo bocah! Gue doain gak langgeng." ucap Raka dan berjalan keluar dari sana.

"Doa manusia kayak lo gak akan di terima ya anjir!" kesal Rizky.

"Lo kalau mau recokin mending pulang deh." ucap Rey.

"Maaf." sesal Rizky.

Rizky memperhatikan tangan Rey yang terluka ringan, walaupun dirinya tahu jika Rey dan Olin mengalami kecelakaan kecil tapi ia sangat khawatir sampai-sampai rela meninggalkan rapat MPK untuk ke rumah sakit.

"Motor sama aspalnya gak papa kan?" tanya Rizky.

"Kaki gue masih bisa nih di pake nendang pantat lo." ucap Rey kesal.

Paguyuban lima sekawan✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang