The skies lighten up

645 44 21
                                    


Explicit content and a Lil bit of spoiler for the next chapter 🤪

also, a Lil bit contains many words wkwkwk

2039

Keadaan meja makan kediaman Abraham tak terlalu menunjukkan perubahan significant. Selain misalnya, lebih lengkap mengingat Jeffrey udah mulai berusaha meminimalisir kesibukannya. Menyempatkan makan di sana, setelah sebelumnya Jeffrey selalu melupakan. Pun juga Wonna sama Wonny yang sudah pulih untuk sepenuhnya, meramaikan acara sarapan ketika jam di kediaman Abraham sudah nyaris menunjuk pada jam makan siang.

Nyatanya memang tak ada orang lain lagi selain Rose di keluarga Abraham yang terbiasa bangun pagi. Buah hati mereka memilih ikut gen jelek Jeffrey yang akan memanfaatkan tanggal merah untuk sebaik - baiknya. Termasuk memperpanjang waktu tidur mereka. Dan mereka akan baru bermunculan pada sekitaran pukul sebelas siang. Layaknya pada sabtu ini.

"Mami balik kapan sih???? Kok kayaknya masih lama ya?? Ini emang hari ke berapa? Kayaknya udah lama juga Mami ninggalin kita"

"Dua minggu"

Dua kata singkat dari Jevon berhasil membuat Jevan jadi melontarkan helaan nafas. Pun hal itu tertangkap oleh kedua netra Wonna yang tepat berada di depan dirinya "Don't show up that crybaby face! Terlalu gak cocok sama kelakuan lo beberapa hari lalu kayak anak ayam yang keluar dari kandangnya. Such a hypocrites"

Kedua mata Jevan lantas mendelik, pun jua meradang kala telinganya menangkap gelombang tawa kencang dari sebelah Kakaknya. Sayangnya ketika Jevan hendak melontarkan balas, keduluan Jeffrey yang menuturkan katanya "Jangan galak - galak gitu lah, Kak. Papi jadi keinget Mami kalau liat tingkah kamu kayak gitu"

Wajah jengah tampak menghiasi raut ayu dari Wonna. Tanpa disadarinya, bola matanya berputar mendapati paras tak kalah menjijikkan yang ditampilkan Jeffrey saat ini hingga membuat berkomentar "Verrückt"

Americano yang baru diminum oleh Jeffrey hampir keluar dari mulutnya mendengar perkataan berani si Wonna. Yang oknumnya sekarang dengan tanpa rasa bersalah beralih meninggalkannya yang sibuk sendiri meredakan keterkejutannya. Gadis itu terlewat makin mirip dengan wanitanya.

Perhatian Jeffrey yang awalnya menatap punggung si Wonna, mendadak beralih pada si bungsu yang saat ini sibuk menahan tawa. Tidak butuh penjelasan lain jikalau salah satu kosa kata itu berasal dari gadis kecil itu. Bukan kedua lelaki yang bengong dengan artinya.

"Wonny"

Kepala kecil Wonny menoleh, dengan tawa kecilnya gadis itu kini mengedikkan bahunya "Udah ah, Wonny balik ke kamar dulu. Es ist so süß hier. I hope Mami could see it. Ah, Wonny misses her so much. Udah jam nya buat Wonny telpon Mami sekarang"

Tanpa banyak kata lagi, serta Wonny yang juga telah menyelesaikan makannya, Gadis itu bergerak beralih dari meja makannya "Tunggu, Won. Aa ikutan telpon Mami" yang langsung disusul oleh Jevan kini terbirit - birit mengikuti kemana perginya Wonny.

Menyisakan makhluk berdarah dingin, dengan Jeffrey yang menampakkan wajah irinya tersebut "Papi mau ikutan. Tapi pasti ngga leluasa banget bareng mereka" ucapnya lirih, pun tampak mengenaskan dan sayang sekali tak mampu menggetarkan hati Jevon yang bak mati rasa.

"Udah ah, Papi ke atas dulu. Mau baca buku aja. Siapa tau kalau gitu Papi bisa ngelupain Mami"

Lagi lagi tak ada kata dari Jevon Lelaki itu masih setia menikmati buah strawberry. Tampak tak acuh kepada tingkah aneh keluarganya, serta seolah hanya dirinya itu yang tak merasa kehilangan Dikala sebenarnya kini Jevon mengamati buah merah kecil kesayangan Rose dengan senyum manisnya.

BlissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang