Dulu Rose ngga pernah berpikir kalau Ia bakal bisa memejamkan matanya itu di jarum jam yang tepat menunjuk pukul sembilan. Tapi semenjak Rose itu beralih di dunia kerja, jam tidurnya berubah seketika. Terlebih ketika Ia menikah sama Jeffrey, Rose tak bisa lagi menahan kantuknya—kecuali ada alasan tertentu kayak beberapa malem lalu. Atau juga kayak yang siang tadi. Mengingatkan kata Claudia kapan hari. Jiwa muda tapi fisik jompo.
Dengan posisinya yang miring, tangan Rose membelai rambut Jeffrey yang bersembunyi di dalam dekapnya. Membiarkan lelakinya itu menikmati dan menginvasi dadanya. Jeffrey emang paling betah berada di posisi seperti ini, membuat Rose ngga dapat berkutik dan merelakannya. Toh daripada Jeffrey cari lainnya kan malah bahaya. Itung - itung ini effort kecil yang Ia bicarakan ke Selena beberapa hari lalu.
Tidur ayam Rose terusik kala Ia tersentak mendengar dering ponselnya yang menjerit, bahkan lelaki yang nyaris tertidur di antara belahan dada miliknya juga ikut tersentak. Dengan malas, Rose kini mengulurkan tangan. Mengambil ponsel cuma demi menghentikan deringnya.
"Apaan" Jawab Rose setelah sekilas Ia mengetahui siapa dalang dibalik pengusik damainya malam ini. Siapa lagi kalau bukan babi kesayangannya itu. Yang kayaknya ngga rela waktunya itu habis sama Jeffrey. Padahal lelaki itu ngga jomblo, tapi sama aja. Ngga ngaruh. Bahkan bikin emosi pas lelaki itu basa - basi nanya sibuk apa ngga.
Rose sontak lantas berdeham "Sibuk banget nyusuin Jeffrey" Jawabnya santai tanpa peduli Jeffrey yang kaget setengah mati, matanya protes tapi Rose cuma malah mengelus - ngelus rambut Jeffrey sebelum Ia menjauhkan ponselnya itu dari telinganya mendengar umpatan keras Edgar. Emang anak dajjal satu ini bikin makan hati.
"Sini lo cepet ke kolam"
"Ogah"
"Cepet kesini sebelum gue aduin ke Jeffrey lo pernah nyicipin bibir cowok lain"
Rose berdecak "BANGSAT!" Lelaki yang tengah berada di pelukannya itu sontak terkejut. Menatapnya penuh tanda tanya dengan alis yang jadi menyatu "Gue ganti baju bentar"
"Ngga pake lama. Lima menit ngga di sini, gue jemput lo di kamar"
"Bacot"
Dengan hati yang kebakaran, Rose meletakan ponsel di naas. Berbalik dan mendapati Jeffrey yang menanti penjelasannya "Si Babi nyuruh aku ke kolam. Ngga tau deh mau ngapain" Kepala Jeffrey cuma mengangguk tanpa ada pertanyaan lain "Is that okay?" Kedua mata Jeffrey mengerjap lucu sebagai tanda tak mengertinya "Mau aku kelonin dulu biar bisa balik bobok ngga?"
"Ngga usah deh, nanti aku bakalan bangun juga kalau kamu ngga ada"
Rose hanya mengangguk, memberi kecupan sekilas di kening Jeffrey atas rasa sesalnya mengingat waktu malamnya itu harusnya cuma punya Jeffrey seorang, jadi harus terbuang sia - sia. Tapi sayangnya Jeffrey bisa melihat itu. Dengan senyum manis tercetak jelas di sana, Jeffrey dengan kilat mengecupnya bibirnya. Cukup untuk menghapus rasa bersalahnya.
Tangan Jeffrey yang tertarik dari pinggang kecilnya itu berusaha menyalakan lampu kamar. Sinar redup yang beralih jadi terang, berbarengan dengan Rose yang beranjak duduk. Menurunkan kaos putihnya seraya bangkit dari tidurnya.
"Jangan lupa pake bra dulu"
Rose ketawa, menghampiri kopernya dan mengambil salah satu strapless bra yang Ia bawa. Untungnya liburan kali ini Rose bawa berbagai macam koleksi dress, yang mengharuskannya pake strapless bra atau malah hanya nipple cover. Memudahkannya yang bisa langsung pake tanpa ribet.
"Aku keluar dulu. Kalau udah ngantuk, tidur aja. Ngga usah nunggu aku"
Dua telinganya sempat mendengar dehaman Jeffrey sebelum Ia menutup pintu. Kendati Rose juga tahu Jeffrey itu ngga akan bisa tidur duluan tanpa dirinya. Rose tetap melangkahkan kaki. Semakin cepat urusan Rose kelar, makin cepat Rose bisa balik ke kegiatannya yang awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bliss
Fiksi PenggemarSequel of Opposite attract Oneshoot story of the moment that aren't mention in Opposite attract. ⚠️ Contain of uwunes 100/10 ⚠️ Some chapter are containing mature content ⚠️ Please be wise reader. You can read this without read opposite attract but...