Don't know what to do

366 21 2
                                        



⚠️ : racism

2018


"Baru juga sehari ditinggal Jeffrey. Udah kangen aja?"

Sontak Rose menoleh, menatap aneh lelaki yang ada di sebelahnya sejak beberapa jam lalu. Lepas kuliah Rose memilih menuju ke apartemen Edgar bersama dengan lelaki itu. Menyelesaikan tugas sekalian diam diri mengingat di unit apartemennya juga hanya ada dirinya seorang diri.

"Selain baju yang lo pake, udah jelas kalau baju Jeffrey. Lo juga bau Jeffrey"

Rose lantas terbahak "Gue ngga sengaja pake baju dia kok. Awalnya gue kira ini kaos gue, ternyata punya dia dan kalau bau Jeffrey. Gue emang niat pake parfum dia soalnya gue emang demen pake parfum dia yang ini"

"Alasan"

Bahu Rose terangkat sontak. Tampak tak acuh dengan perkataan denial Edgar. Lebih memilih memainkan benda pipih yang ada di tangannya. Bukan chattingan sama Jeffrey, tapi lagi nyatetin apa aja yang penting kayak kata Jeffrey kemaren.

"Makan malem apaan?"

"Sounds like you care"

"I wouldn't actually" Jawab lelaki itu tak kalah sinis darinya "Yet, tadi pagi gue udah kena kuliah pagi dari cowok lo yang ngomel - ngomel pas dia baru landing dan gue baru bangun setelah gue baru tidur jam tiga pagi"

"That's your fault. Siapa suruh tidur jam tiga pagi"

Edgar meliriknya sinis "That isn't the concern, dear Ms. Abraham. Kebebasan gue beberapa hari kedepan bakal terhalang karena gue yang harus jagain lo dua puluh empat jam. Masakin lo minimal sehari sekali, karena katanya tolong pastiin nyonya Abraham makan makanan sehat sehari sekali"

"Thus, because I don't want to endanger my precious financial source. I'd like to cook you something for the dinner" Rose cuma tertawa geli sebagai responnya "lo mau gue masakin apaan, Mrs. Abraham terhormat?"

"Apa yang ada di kulkas lo aja dah"

Selepasnya Edgar memilih bangkit, meninggalkannya terkapar di sofa seraya beralih mengecek sosial media serta pesan - pesannya. Menunggu Edgar yang masih setia mencari - cari bahan dari lemari pendinginnya.

"Mushroom risotto with bangers and mash?"

Rose mengangguk, menilik ke arah pantry Edgar "Not a bad idea. But I'd like to add creamy chicken soup as the veggies" Lelaki itu menatapnya tak habis pikir apa yang dikatakannya "As Mr. Abraham said, he'd love to ensure Mrs. Abraham consume healthy food at least one in a day" Rose mengulas senyum miring "Dan lo ngga mau kan kena amuk Jeffrey karena ceweknya itu ngga makan makanan empat sehat lima sempurna kan?"

"Darn you, Mrs. Abraham"

Sontak tawa Rose pecah, mengaung dengan kencang memenuhi tiap sudut unit apartemen Edgar. Kini Rose mengambil langkah mendekat, mendudukan dirinya di kursi pantry agar bisa menatap masakan Edgar dari sudutnya. Biar Edgar ngga macem - macem dengan kasih racun contohnya.

"Lo ngga kenyang habis makan pizza?"

"Kenyang"

"Terus itu semua makanan buat gue doang?"

"Menurut lo?" Rose hanya asal mengangguk, kembali fokus pada risotto rice bercampur white wine kini mulai menimbulkan aroma harum mewangi yang kuat masuk ke penciumannya. Melemahkan indera saraf miliknya.

BlissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang