Going Crazy

1.6K 55 22
                                    

As a tittle, there's a explicit content
Underaged dangerous content
21+ ⚠️
Be wise, reader


Nyatanya, Rose selaku sosok yang tak kuasa terhadap pengaruh alkohol, kini dapat dilihat mulai kehilangan kesadarannya. Satu botol wine pemberian Jove itu, dapat membuatnya bergumam tak jelas di bahu lelaki yang sedari tadi mendekapnya.

"Jeffrey" Jeffrey asal berdeham, seolah sedikit tidak acuh dengan dirinya. Lelaki itu masih sesekali minum wine yang ada masih tersisa dalam gelas lelakinya itu "Penis kamu nusuk - nusuk punya aku dari tadi"

Terlihat lelaki itu tersenyum tipis, kedua pahanya kini dilebarkan. Ntah akibat pengaruh alkohol menguasai diri lelaki itu atau tidak, tapi lelaki itu malah membuat pusatnya itu bisa dengan jelas merasakan bagaimana kerasnya Jeffrey di bawah sana.

"Ihhh!! Penis Jeffrey nakal" salah satu tangannya yang bebas kini bergerak di udara sebelum mendarat tepat di kejantanan Jeffrey yang masih setia menyentuh di bagian intimnya "Nakal! Nakal! Nakal!" Tangan Rose berhenti memukul, namun malah berganti meremas. Menimbulkan erangan serak dari lelakinya.

"Argh, Sayang!" Bibir Rose tersenyum tipis, dan terus melanjutkan remasannya, pijatannya pada kejantanan lelakinya "Hukum aja, Sayang. Dia emang nakal" Rose mengangguk, seolah setuju dengan Jeffrey yang saat ini terlihat menyerahkan hal itu dalam kendalinya.

Selagi Rose berfokus memuaskan milik Jeffrey, dagu lancipnya tiba - tiba digerakkan. Tanpa perlu bersuara, Jeffrey berhasil membawanya dalam sebuah ciuman. Kendati begitu, tangannya masih bergerak lincah di bawah sana. Seolah terlatih untuk memuaskan lelaki itu.

Ciuman mereka terlepas, bersamaan dengan tangan kanannya yang dilepaskan Jeffrey dari bagian selatan lelaki tersebut "could I get in?" Bisik Jeffrey parau di antara kedua bibir mereka yang masih terpaut jarak satu senti dengan dahi keduanya yang menyatu.

Rose mengangguk lemah, dengan sisa tenaganya kini Ia memutuskan jalinan pandang antar mereka. Kedua tangannya beralih mencengkram bahu Jeffrey yang menjadi tumpuan kala dengan begitu perlahan Rose menurunkan tubuhnya.

Menekan bagian atas paha Jeffrey dengan pusatnya, menyentuh dan mendorong masuk kejantanan Jeffrey di bawah sana "Seemmpiitthh" Rose meringis ketika bagian intimnya kini mulai terasa melingkupi bagian kejantanan Jeffrey.

Nafas keduanya tersenggal dan tangan Jeffrey dengan sigap menangkap tubuhnya yang mendadak limbung kala kehangatan memenuhi rongga dalamnya, terasa sesak tapi tak sedikit pun Ia ingin lepaskan. Tak lama Ia tersadar kala Jeffrey memainkan anak rambutnya.

"Who's gonna move?"

Rose menarik nafasnya dalam, matanya terpusat lagi dalam bola mata hitam yang terlihat berkabut penuh akan gairah, pupilnya yang seakan begitu membesar itu kini juga tengah menatapnya dalam diam "You"

Sedetik kemudian badan Rose merasa terbanting ke sofa coklatnya. Kedua tangannya bergerak mendekap hangat tubuh kekar Jeffrey, salah satu tangannya kini beralih meremas rambut kekar lelakinya. Lelaki yang sibuk bergerak di bawah sana dan menciumi lehernya.

Mengacaukan kedua belah fokusnya, seakan Ia hanya bisa mencicit untuk menambah kesan panas di antara keduanya "Jeffhh" Jeffrey hanya terdiam, justru makin buas bermain di ceruk lehernya "Take us to another position"

Jeffrey menurutinya, dibaliknya kedua posisi mereka. Kini Ia menjadi di atas. Rose tersenyum tipis di bibir, teringat akan kegemaran Jeffrey. Sadar ataupun tidak, Jeffrey akan selalu membawanya dalam posisi ini.

Namun sayangnya bukan ini yang Ia maksudkan "Why don't you move, Babe?" Bisik Jeffrey di tengah lelaki itu kini menciumi paras wajahnya. Berurutan dari pipi, dahi, hidung, sebelum berakhir pada labia merahnya. Membujuknya untuk bergerak, bahkan tangan lelaki itu juga bergerak menyentuh buah dadanya. Memijat begitu lembut di sana. Memperdaya dirinya untuk melanjutkan kenikmatan di antara keduanya.

BlissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang