Lucky us

612 42 26
                                    


April, 2015


Bibir Jeffrey melengkung membentuk satu senyuman ketika melihat sedan hitam yang memasuki gerbang sekolahnya, mengundang kedua kakinya melangkah mendekati mobil yang kini berhenti di depannya.

Sosok lelaki keluar dari pintu kemudi mobil itu lantas berjalan ke arah bagasi mobil, sejurus dengan langkah kaki Jeffrey yang memilih untuk mendekati lelaki yang kini mengeluarkan suatu koper berukuran sedang dari mobil itu "Biar saya aja yang bawain, Mang Ujang"

"Makasih loh, Den" Jeffrey hanya bisa menunjukkan senyum manisnya sembari menganggukan kepalanya menatap seorang lelaki yang kini beranjak kembali memasuki mobil bersamaan dengannya yang saat ini beralih menemui seorang gadis.

"Kamu nungguin aku disini?"

Jeffrey mengangguk "Iya, biar masuknya bareng. Aku juga baru dateng kok, sepuluh menit yang lalu" Rose menganggukan kepalanya "Yaudah ayo, masuk. Lisa sama William katanya juga udah dateng. Mereka lagi nungguin di lapangan"

Dengan senyuman riangnya, gadis itu melangkahkan kaki masuk berdampingan dengan Jeffrey yang kali ini membawakan koper milik Rose serta tas ransel besar yang sedari tadi berada di belakang punggungnya.

Berbeda hal dengannya, kepala Rose kini sibuk sendiri menoleh kesana kemari seperti mencari sosok orang "That's them" Jeffrey hanya tersenyum, mengangguk dan mengikuti langkah kaki Rose yang bak lebih dulu pergi meninggalkannya.

"Tumben lama?" Tanya Lisa.

Rose yang baru dateng langsung mengangguk dengan bibirnya yang menekuk "Jalan deket perumahan gue ngga tau kenapa tadi macet banget sumpah, kesel bat gue. Makanya baru sampek jam segini. Untung ngga telat"

"Ya kalau telat mah, berangkat sendiri juga bisa"

Baru Rose mau buka mulut menjawab William, si Lisa udah nyamber duluan "Dia mah kalau sekarang ngga mungkin berangkat sendirian" William cuma tertawa, mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh Lisa.

Tak hanya lelaki itu, tapi Jeffrey yang sedari tadi diem aja merhatiin kini malah bisa kian terdiam tertunduk malu sampai suara dari sound pengeras mengalihkan perhatian mereka berempat untuk menatap podium. Memperhatikan sosok pengajar yang sudah berdiri di atas sana hendak menyampaikan beberapa hal.



🥀🥀🥀



"Udah lo ke atas aja sono. Biar gue sama Jeffrey yang ngurus kopernya. Siniin koper lo"

Mata Lisa lantas saja berbinar sempurna mendengar tawaran dari William yang menadahkan tangannya meminta alih koper putihnya yang langsung Ia berikan tanpa banyak kata "Makasih, Koh" Ucap Lisa sebelum beralih meninggalkan dua orang temannya.

Bus yang nampak dari depan biasa, tapi di dalamnya sudah mirip interior dalam pesawat jet—mengingat Harrison terlalu mustahil untuk pesen bus yang ngga premium untuk mengangkut kalangan anak pebisnis—Kini tengah dijelajahi Lisa yang menyusul Rose yang emang udah masuk ke dalam bis duluan dan tiba - tiba menahan pergerakannya saat Ia akan mengambil duduk di sebelah gadis itu "Lo duduk di belakang aja ya? Gue bosen enam tahun duduk sama lo. Gue mau duduk sama Jeffrey"

"Bangsat!" Umpat Lisa yang kemudian lebih memilih melangkahkan kakinya tepat di belakang kursi tempat Rose dengan tatapan mata tajamnya serta juga hati yang kini dendam kesumat sama gadis tersebut.

"Haduh, kasihan amat dibuang sama sahabat sendiri" Lisa mencebikkan bibirnya menatap William yang kini beralih duduk di sebelahnya "Sabar ya, Lis. Gue juga sebagai orang yang nemenin Jeffrey selama beberapa tahun juga merasa dibuang kok"

BlissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang