Orlando Adventure

376 31 2
                                    




Holaaa~~~

July, 2017

Senyuman Rose tiada hentinya terlempar menatap hamparan langit biru yang memenuhi penglihatannya dari balik jendela oval pesawat jetnya. Setelah hampir beberapa purnama, Stefano tiba - tiba saja mengajak mereka berlibur setelah Rose nyaris saja melupakan memori kapan terakhir mereka menghabiskan waktu bersama.

Hours passing by minute Rose masih betah menatap gumpalan awan putih bak kapas membentang luas di sana seolah tengah ikut menyambut kebahagiaannya "Mingkem. Gigi lo ntar kering kebanyakan senyum"

Sontak Rose menoleh, mendapati Richard yang baru saja duduk dengan meletakkan cangkir penuh asap di meja setelah balik kamar mandi dan kali ini Ia lebih memilih menyelipkan salah satu tangannya ke lengan Richard selagi menyandarkan kepala ke pundak lelaki itu.

Selain karena Rose lagi ada di mood yang terlalu bagus untuk berantem sama Richard. Rose itu juga sebenernya kangen sama Abangnya. Dibalik gengsi yang ketinggian, Rose juga sayang sama Richard. Rose akui semenjak Richard berada nan jauh darinya, satu sudut di hatinya terasa hampa. Kendati ada Jeffrey yang bisa menggantikannya, tapi bukankah lebih baik jika Ia bisa mendapatkan keduanya?

"Tumben nih berdua akur" Atensi Rose yang awalnya menatap ipad Richard yang tengah bermain kart Rider—permainan sama yang biasanya dimainkan oleh Jeffrey—jadi menatap Stefano yang mengambil duduk di depannya.

"Lagi ngga mood berantem"

"Ya gitu dong tiap hari. Biar Mama, Papa sama Maid ngga pusing sama kalian berdua" Rose hanya bisa melemparkan senyuman tipis pada Minerva sebelum balik ikut Richard yang sedari tadi fokus lelaki itu tak teralihkan.

"Kalau kalian bisa tahan kayak gini selama liburan, Papa kasih hadiah"

Ucapan Stefano sontak mengalihkan atensi keduanya yang dengan antusias kini menatap ke arah depan. Bahkan Richard udah peduli setan sama gamenya "APA?!" Stefano dan Minerva lantas saja tertawa melihat dirinya yang kompak banget dengan Richard kalau urusan memoroti harta keluarga Orlando.

"Kalian minta apa?"

"ARCH KRGT 1!"

Bukan tanpa alasan keduanya mempunyai keinginan yang sama. Beberapa pekan lalu, Rose yang iseng messages Richard karena minta dibeliin motor itu harus berakhir dengan pernyataan ngenes Richard yang ternyata ingin membeli hal itu juga. Sayangnya, harus tertahan karena ada tanggungan lain yang perlu disegerakan.

"Okay" Jerit antusias langsung terdengar dari pewaris Orlando yang pekikannya kini memenuhi sepanjang koridor gulfstream G650 yang berada pada ketinggian 40.000 kaki dari permukaan bumi. Memicu seringaian terbit di bibir Stefano kini "Satu aja kan?"

Raut wajah bahagia Richard tertarik, berganti wajah datar hanya dalam sekejap mata "Ya Tuhan, si Papa. Masak Richard harus bonceng Rose? Seatnya cuma satu itu. Masak Rose taruh di tangki kan ngga muat"

Rose sontak melototkan tajam matanya bak elang, berbeda hal dengan kedua orang tuanya yang malah menertawakannya "Ya gantian sama Adek kamu lah"

Richard berdecak "Jangan kikir, Pa. Richard kemaren tau Papa sama Mama dapet bonus"

"Lah kamu kan juga dapet"

"Tapi Rose kan ngga dapet" Richard yang semula sempat kehabisan kata jadi menoleh menatapnya "Malah harusnya karena cuma Rose yang satu - satunya ngga dapet bonus, Rose boleh nambah yang lainnya"

"Tapi Rose ngga mau minta yang lain. Rose cuma mau motornya buat sendiri - sendiri"

Sempat ada rasa curiga di wajah Richard menatapnya. Namun semua itu tak dipedulikan lelaki itu, apalagi ketika melihat Stefano yang mengangguk di sela tawa kencangnya "Yaudah iya deh. Asal kalian akur dua minggu"

BlissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang