Udah lama kayaknya ngga update 😂
Halo? Ada yang rindu update-an Ayang? 🤗
Bacanya santai aja yaa, biar feelnya dapet ^^
Enjoy!
🕊
Jeongguk sekarang lagi sibuk mengemas pesanan punya seseorang, yang kebetulan Jeongguk bener-bener kenal orangnya siapa.
Kadang Jeongguk suka terharu sama dirinya sendiri, yang bisa ngerjain semua pesanan ini dengan tangannya sendiri, tanpa campur tangan siapapun.
"Hah.. Akhirnya selesai juga.." ucapnya melirih,
Meninggalkan dapur sebentar, beranjak ke kamar untuk sekedar membersihkan tubuhnya.
Ngga berselang lama dari itu, Jeongguk akhirnya keluar dengan wajah dan tubuh yang udah fresh dan wangi.
Dia berpakaian sesopan mungkin, karena mau bertemu sama pelanggannya.
Ketika semuanya udah siap, Jeongguk kembali lagi ke dapur untuk bawa semua pesanannya dan segera pesan taksi online.
;
Taksi itu berhenti di salah satu halaman apartemen tempat Jeongguk ketemuan sama pelanggannya.
Jeongguk mencoba nyari tempat duduk dulu sebelum akhirnya menunggu pelanggannya.
Hawa panas namun di iringi dengan hembusan angin di siang hari membuat Jeongguk sedikit menyeka keringatnya.
Dia beneran seberusaha itu untuk pesanannya kali ini.
Karena memang pesanannya begitu banyak dan dia udah ngga sabar untuk ketemu sama pelanggannya.
Tak berselang lama dari itu, mata Jeongguk bisa menangkap seseorang yang sedari dia tunggu,
Pelanggannya—Kak Yudish.
Jeongguk berdiri dan menyambut Kak Yudish dengan hangat.
"Sorry ya, jadi lama gini, dek."
Jeongguk menggeleng, "Engga kok Kak, hehe santai aja."
Yudish tak lama dari itu, langsung izin sama Jeongguk untuk menelfon seseorang disana.
Jeongguk sih acuh aja yaa,
"Udah di bawah, tolong angkut ya, ditunggu."
Hanya kalimat seperti itu yang Jeongguk dengar, dan dirinya pun bingung juga mau ngomong apalagi sama Yudish kalau ada di posisi kayak gini.
"Jeongguk, ini uangnya, thanks ya?"
Pemuda itu memberikan sejumlah uang pada Jeongguk untuk membayar pesanannya.
Jeongguk dengan hati menerimanya,
"Makasih banyak ya, Kak Yudish, makasih juga udah percaya terus sama aku, hehe."
"Lo nagih sih, hehe."
Jeongguk kernyitkan dahinya bingung.
"M-maksudnya Kak?"
Seketika ekspresi Yudish langsung berubah.
"Um—maksudnya.. Makanan lo nagih, hehe sorry-sorry.."
Ah, Jeongguk disana hanya bisa ber-oh ria aja, sebelum akhirnya mereka berdua bisa melihat ada dua orang dengan berbadan besar yang datang menghampirinya.