🕊 51

2K 230 56
                                    

malem-malem gini update, gue harap masih ada yg baca yaaa

malem minggu nih soalnya, pasti pada bergadang kan? 😂

Yaudah, begadangnya di temenin update-an Ayang, ya? hehe


Pelan-pelan aja bacanya, biar nge-feel😉

Enjoy!

;

Pagi-pagi sekali, Jeongguk udah keluar dari rumah, memesan ojol lalu singgah sebentar salah satu toko bunga di tepi jalan.

Jeongguk tersenyum waktu udah ada dua buket bunga di tangannya.

Di antar oleh ojek online menuju ke tempat tujuan utamanya hari ini.

Ya, pusara Mama dan Papa Jeongguk.

Yang kini udah jadi tempat tidur terbaik bagi mereka berdua.

Jeongguk berjalan sendiri, memasuki area pemakaman tersebut, dengan waktu yang masih se pagi ini.

Terlihat jelas, masih ada kabut pagi yang mengelilingi area pemakaman.

Jeongguk memang penakut, tapi entah rasanya hari ini, dia lebih memilih untuk singkirin rasa takutnya demi ketemu kedua orang tuanya.

Kedua orang tua Jeongguk, telah meninggal di beberapa belas tahun yang lalu ketika Jeongguk masih kecil karena faktor kecelakaan.

Sempat tinggal sama tantenya juga dalam beberapa tahun, sebelum akhirnya Jeongguk di tinggal juga sama tante Jeon.

Sekarang, Jeongguk benar-benar telah sendiri di dunia ini.

;

Senyuman itu tercetak jelas dengan simpulnya waktu Jeongguk udah sampai ke hadapan pusara kedua orang tuanya.

"Selamat pagi, Ma.. Pa.." lirihnya seolah menyapa.

"—ini.. Jeongguk bawa bunga buat kalian berdua, hehe.."

"Masing-masing dapet satu ya, awas aja kalo rebutan!" pekiknya seolah semuanya biasa aja.

Memperhatikan dengan lama batu nisan tersebut, Jeongguk tersenyum kecil, lalu mengusapnya secara bergantian.

"Maaf ya, kalo aku baru dateng lagi kesini.."

"Kalian juga disana pasti liat, kalo akhir-akhir ini, Jeongguk sibuk jualan, hehe.."

Hening beberapa saat, hingga tak terasa air mata itu turun menuruni pipinya dengan perlahan.

Suara burung di atas pohon membuat suasana hening sedikit berirama, walaupun hanya sesaat.

"Ma.. Pa.." ucapnya dengan lirih,

Jeongguk tak kuasa menahan tangisnya,

Dia menunduk, sambil menyembunyikan kepalanya di atas kedua tangannya.

Ngga lama dari itu, dia bangkit lagi, dan natap lagi kedua batu nisan tersebut.

"Jeongguk kangen banget sama kalian berdua.." ucapnya sekali lagi..

Terisak dalam diam, namun dalam hati, jelas-jelas sangatlah sesak.

"Kalau tau semuanya bakal kayak gini, mending dulu Jeongguk milih ikut aja sama Mama Papa ke atas sana.."

"—biar Jeongguk bisa tenang juga.." lanjutnya dengan perih.

Pemuda manis itu benar-benar menumpahkan semuanya di hadapan kedua orang tuanya.

Ayang - taekook ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang