BAB 02

282 18 0
                                    

Happy reading!
.
.
.

~🌹~

Pukul 03.00 dini hari seorang gadis remaja yang bernama nafisha Az- Zahra baru saja bangun dari tidurnya.
Kemudian gadis itu pergi berwudhu ke kamar mandi untuk menjalankan kebiasannya yaitu sholat Sunnah tahajud. Setelah itu dilanjutkan dengan doa, zikir, baca Al Qur'an hingga menjelang subuh tiba.

Kebetulan hari ini Zahra akan masuk ke sekolah SMA favorit. Baju putih abu yang panjang sudah terpakai rapi menutupi seluruh tubuhnya. Dan tak lupa hijab panjang menutupi dada yang sudah terpasang indah dikepala nya.

"Pagi ummi dan Abi ku tercinta." Sapa Zahra ceria dengan senyum yang merekah saat menuruni tangga  rumah nya.

Bukannya menjawab sapaan Zahra. Kedua orangtuanya malah menatap Zahra bingung. Pasalnya sekarang Zahra mengenakan cadar. Sehingga menutupi wajah nya dan yang terlihat hanyalah matanya.

"Zahra? Ini beneran Zahra?" Tanya sang Abi yang masih bingung.

"Iya Abi ini Zahra. Putri Abi dan umi yang paling cantik, imut, dan gemesin." Jelas Zahra dengan kekehan kecil.

Beginilah Zahra, Kalo bersama keluarga nya Zahra akan sangat ceria, banyak ngomong, suka kepedean, konyol. Berbeda jika diluar dia akan cenderung menjadi pendiam dan pemalu. Bicara pun seadanya, jika tidak penting dia tidak akan bicara dan hanya diam. Apalagi kalo sedang bicara dengan lawan jenis. Dia begitu sangat dingin.

Karena sejatinya perempuan harus bersikap dingin kepada laki laki yang bukan mahram nya. Jangan terlalu akrab dengan yang bukan mahram.

"Masha Allah putri ummi cantik banget." Puji sang ummi dengan senyum yang sangat bahagia.

"Makasih ummi. Tapi Zahra boleh kan sekolah nya pake cadar?" Tanya Zahra ragu.

"Tentu boleh dong sayang. Bahkan Abi sama ummi bangga sama kamu. Karena kamu mau menjaga diri kamu dari yang bukan mahram dengan memakai cadar. Jadi otomatis laki laki tidak akan bisa melihat wajah putri cantik nya Abi." Ucap sang Abi sambil mengelus puncak kepala Zahra.

"Putri cantik nya ummi juga dong Abi." Ucap sang istri dengan muka yang merajuk saat mendengar akhir kalimat ucapan Abi nya itu.

"Iya, putri cantik nya ummi juga." Jawab sang abi sambil memutar malas kedua bola matanya.

Cuman karena hal sepele ini sang ummi pagi pagi malah memasang wajah merajuk. Ditambah subuh tadi di tempat tidur ada kecoa yang membuat sang ummi berteriak teriak karena takut. Alhasil sang Abi berusaha menangkap kecoa itu untuk dibuang keluar tapi sayang nya sang Abi malah menyenggol gelas yang ada dimeja tempat tidur hingga gelas itu pecah.

Dan akhirnya sang ummi marah marah karena masalah gelas pecah saja. Tidak seperti biasanya sang ummi seperti itu. Jadi sang Abi berpikir mungkin ummi nya itu sedang pms, Begitulah pikirnya.

"Yaudah sekarang kamu sarapan dulu ya, biar sehat." Ajak sang ummi pada anak nya. Zahra hanya mengangguk.
Setelah itu mereka berdua pergi ke meja makan. Sang Abi hanya bisa menghela nafasnya gusar. Sudah biasa semenjak anaknya pulang dari pesantren, sang Abi banyak dilupakan oleh istrinya. Tapi dia mengerti, mungkin istrinya itu kangen dengan anaknya.

Setelah sarapan pagi bersama, sang Abi pergi mengantarkan Zahra ke sekolah nya. Sekalian Abi nya juga ingin berangkat kerja. Tidak cukup lama sampai di sekolah. Hanya setengah jam mereka sudah sampai disekolah nya Zahra.

tentang sebuah rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang