BAB 19

203 13 0
                                    

Happy reading!
.
.
.

~🌹~

Hari ini adalah hari Senin. Baik Raka maupun Zahra sudah siap dengan seragam sekolah nya. Zahra yang kini sibuk memasak didapur untuk dia sarapan nanti bersama Raka.

Sedangkan Raka dikamar malah mondar-mandir tak jelas. Pasalnya dia bingung, kunci motor kesayangan nya diambil. Otomatis dia harus berangkat bareng Zahra dengan mobil yang sudah disediakan papah nya.

Raka juga merasa bersalah karena kemarin dia memarahi zahra. Sebenarnya Raka itu tipikal orang yang tidak suka menyakiti perempuan. Tapi mau gimana lagi? Raka pengen pernikahan ini berakhir.

Maka dari itu Raka akan membuat Zahra menangis supaya gadis itu lebih  memilih bercerai dengan dirinya. Dia terpaksa akan terus membuat Zahra tidak betah menjadi istri nya. Karena itu satu-satunya cara agar dia dan juga Zahra berpisah.

Raka pun kemudian mengambil tas dan jaket nya setelah itu pergi menuruni tangga. Dan saat Raka sudah sampai ditengah tangga dia melihat Zahra sedang sibuk menyiapkan sarapan.

Zahra yang merasa ada yang memperhatikan pun akhirnya menoleh. Dan mendapati suaminya yang terdiam mematung di tengah tangga.

Dengan memberanikan diri Zahra mendekat ke arah Raka.

"Raka kita sarapan dulu yuk!" Ajak Zahra gugup. Sebenarnya dia masih takut terhadap Raka.

"Lo aja yang sarapan, gue sarapan disekolah aja." Jawab Raka sambil menatap lurus ke arah depan.

"Yaudah kalo gitu aku juga disekolah aja bareng kamu." Ucap Zahra sambil tersenyum manis.

Detak jantung Raka lagi-lagi berdetak kencang setiap melihat senyum manis diwajah zahra. Saat ini gadis itu memang tidak memakai cadar. Jadi otomatis Raka bisa dengan jelas melihat senyum indah istrinya itu.

"Kalo gitu aku pake cadar sama ambil tas dulu ya. Kamu tunggu disini!" Ucap Zahra yang langsung pergi menuju kamarnya.

Raka hanya cuek dan menunggu di sofa ruang tamu. Beberapa menit kemudian Zahra sudah turun dan sudah siap untuk berangkat sekolah.

"Ayo kita berangkat!" Ajak Zahra. Mulai hari ini Zahra akan berusaha membuat Raka mencintai nya. Dia tidak boleh takut maupun menyerah.

"Lo gak sarapan dulu?" Tanya Raka yang masih fokus dengan hp nya.

"Kan aku udah bilang, nanti aja bareng kamu disekolah."

Raka pun berdiri dan menatap ke arah Zahra dengan tatapan yang membuat semua orang takut.

"Lo mau bikin gue dimarahin sama orang tua gue lagi?" Tanya Raka yang membuat Zahra bingung sekaligus tidak mengerti.

"Maksudnya?"

Raka mengusap wajah nya kasar. Zahra ini selalu saja tidak mengerti dengan ucapan nya. Harus saja dibicarakan secara detail.

"Kalo Lo gak sarapan, nanti yang ada Lo pingsan lagi. Terus gue bakal dimarahin habis-habisan sama bokap gue gara-gara Lo. Ngerti?"

"Ya gak papa. Itu kan salah kamu! Kenapa kamu gak mau sarapan juga? Iya kan?" Ucap Zahra memberanikan diri dan hal itu membuat Raka kesal.

tentang sebuah rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang