Happy reading!
.
.
.~🌹~
Malam pun tiba keluarga Zahra saat ini sedang berkumpul di ruang tamu.
"Zahra, ada yang ingin Abi bicarakan dengan kamu." Ucap sang Abi dengan nada yang serius. Sedangkan Zahra menatap bingung kedua orangtuanya. Apalagi yang ingin Abi nya bicarakan. Kayaknya sih, ini lebih serius, pikir Zahra.
"Mau bicara apa Abi?" Tanya Zahra dengan mengernyit kan kening nya heran.
Sang Abi keliatan seperti menghela nafas nya berat terlebih dahulu.
"Abi akan menjodohkan kamu dengan anak rekan bisnis Abi."
Deg.
Zahra diam mematung. Apa dia tidak salah dengar? Dijodohkan diumurnya yang baru menginjak 17 tahun? Zahra bener bener tidak percaya. Akan ucapan yang didengar dari mulut Abi nya itu.
"Dijodohkan? Tapi, tapi kan zahra masih sekolah Abi. Terus gimana sekolah Zahra?" Tanya Zahra dengan suara yang bergetar.
"Kamu masih bisa sekolah setelah menikah nanti. Dan calon suami kamu pun sama kayak kamu, dia juga masih sekolah." Jelas sang Abi dengan wajah yang menunduk. Dia tidak tega menatap mata putri kesayangannya itu.
"Maaf Abi, tapi Zahra gak bisa. Zahra belum mau menikah. Lagian kan Zahra ingin membahagiakan Abi sama umi dulu." Ucap Zahra yang sebentar lagi akan menangis. Jujur dia benar benar kaget sekali. Zahra orang nya memang gampang nangis akan hal sekecil apapun. Bisa dibilang hati nya itu lembut banget.
"Tapi sayang, ini semua sebenarnya bukan keinginan kami. Umi sama Abi sebenarnya tidak mau kamu menikah diusia kamu yang masih remaja." Jelas sang umi yang sedari tadi diam.
"Iya nak. Dulu sebenarnya Abi punya sahabat dan kami punya kesepakatan bahwa jika kita punya anak. Kita berdua bakal menjodohkan nya. Dan tak disangka, sahabat Abi itu adalah rekan bisnis Abi. Baru kemarin kita berdua ketemu." Ucap sang Abi dengan menghela nafas nya berat.
Zahra hanya diam mendengarkan. Dia tidak tau harus menjawab apa sekarang.
"Jadi, apa kamu mau?" Tanya sang Abi ragu.
Zahra menatap Abi dan umi nya bingung. Apa yang harus Zahra jawab sekarang? Kalo dia jawab tidak, itu pasti akan membuat kedua orang tua nya kecewa. Dan dia tidak mau mengecewakan kedua orang tua yang paling dia sayang.
"Zahra?" Panggil sang umi dengan mengusap pelan tangan Zahra.
"Insyaallah Zahra, Zahra mau!" Jawab Zahra dengan menghela nafasnya berat.
"Alhamdulillah, makasih ya nak."
~🌹~
Disisi lain seorang laki laki remaja baru saja memarkirkan motor ninja kesayangannya di depan sebuah rumah yang mewah.
Kemudian dia turun dari motornya dengan menghela nafas berat. Pasalnya ini menunjukan pukul 12 malam. Dimana harusnya semua orang sudah tertidur pulas di kamar.
Dengan langkah berat dia mulai membuka pintu rumah nya dan ternyata tidak dikunci. Saat pintu itu dibuka semua lampu nya gelap. Dan ini menunjukkan semua penghuni rumah ini sudar tidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
tentang sebuah rasa
Teen Fiction"Lo belum jawab pertanyaan gue! Kenapa Lo Nerima perjodohan itu?" Tanya raka dengan nada dingin. "Karena....karena aku gak mau durhaka sama kedua orangtua. Apapun yang mereka inginkan kalo aku mampu pasti aku turutin." Ucap Zahra sambil terus menund...