BAB 28

270 11 0
                                        

Happy reading!
.
.
.

~🌹~

Pak Bagas pun memasuki ruang kelas nya Zahra yang sangat berisik sekali. Tetapi saat pak Bagas datang semuanya langsung diam dan terjadi suasana yang hening.

"Pagi semuanya!"

"Pagiii pakk!!!"

Pak Bagas menatap seisi kelas dan tatapan nya terhenti kepada tiga cowok tampan yang biasa disebut most wanted sekolah. Siapa lagi kalo bukan Raka, Davin dan juga Dion.

"Tumben kalian bertiga masuk kelas? biasanya juga sering banget bolos pelajaran. Ada apa kah? Apa ada sesuatu?" Tanya pak Bagas heran dan juga bingung.

"Gak tau tuh Raka! Kita berdua mah ngikut raka aja. Iya gak Vin?" Ucap Dion yang dibalas anggukan saja oleh Davin.

"Lagian bapak ini aneh. Kita masuk kelas ditanyain, kita gak masuk kelas juga ditanyain. Mau bapak apa sih sebenarnya?" Tanya Dion seperti frustasi. Dan jangan lupakan wajah nya saat ini sangat konyol untuk dilihat.

"Kamu naenyak?" Tanya pak Bagas main-main.

"Bapak minta saya hajar ya? Sini pak biar saya kasih pelajaran." Ucap Dion sambil berdiri dan menggulung lengan seragamnya. Dan hal itu sontak membuat semuanya terkaget-kaget.

"Apa-apaan kamu Dion? Ada juga kamu yang saya hukum. Gak sopan banget kamu sama saya. Lupa saya siapa kamu?" Ucap pak Bagas marah sambil menatap tajam Dion yang sedang cengengesan ditempat.

"Maaf pak. Saya becanda doang kali pak. Serius banget bapak nya hehehe."

Zahra yang melihatnya pun hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Dion yang cukup membuat seisi kelas rame.

"Pak Bagas! Chika tau kenapa Raka mau masuk kelas hari ini. Pasti karena ada Chika. Jadi dia semangat pak belajar nya. Iya kan Raka?" Ucap Chika dengan tingkat pede nya. Tak lupa wajah nya sangat ini sangatlah di imut-imut kan.

Sheila yang mendengarnya pun ingin muntah rasanya.

"Pede banget Lo jadi cewek. Bukan karena ada Lo kali Raka mau masuk kelas. Tapi karena ada gue." Ucap Sheila sinis dan tak kalah pede.

"Heh! Cewek-cewek genit. Kalian berdua gak usah pada kepedean deh. Yang jelas Raka itu udah ada pawang nya." Teriak Dion dengan lantang.

"Iya itu pasti gue kan pawang nya?" Ucap Chika yang tak mau kalah.

"Bukan lah bego! Yang jelas gue pasti yang dimaksud Dion." Ujar Sheila sambil merapikan rambut nya yang sedikit berantakan.

"Apaan sih Lo? Pasti gue Sheila!"

"Gue bilang pasti gue bukan Lo Chika!"

Dan terjadi lah adu mulut diantara mereka berdua.

"YANG JELAS PAWANG NYA ITU ZAHRA!"

Deg.

Ucapan Davin membuat semua orang terdiam. Apalagi zahra, dia cukup terkejut dengan Davin yang menyebut nama dirinya. Raka hanya bisa diam. entah! mau bicara saja susah rasanya.

tentang sebuah rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang