BAB 41

335 13 0
                                        

Happy reading!

.........

"Kamu tinggal cari jawabannya pake rumus ini aja. Terus...." Saat Zahra sedang menjelaskan, Raka malah menatap Zahra sambil senyum-senyum sendiri. Zahra pun langsung menutup kedua mata laki-laki itu dengan tangan mungil nya kesal.

Raka langsung menurunkan tangan Zahra cepat.

"Kamu kok nutupin mata aku sih?"

"Habisnya kamu bukannya merhatiin apa yang aku jelasin, malah ngeliatin aku kayak gitu. Kamu ngerti gak yang aku jelasin tadi?" Kesal Zahra dengan raut wajah nya yang terlihat marah.

Raka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ternyata Zahra bisa marah juga.

"A-aku ngerti kok sayang. Ini tadi kan pake rumus ini aja ya. Nanti pasti ketemu hasilnya. Gitu kan?" Jawab Raka sambil membolak-balikkan buku tulis nya itu.

"Yaudah, coba sekarang kerjain."

Raka menatap Zahra yang sedang menatapnya datar. Laki-laki itu menghela nafasnya pelan. Sebenarnya Raka sama sekali tidak mengerti apa yang Zahra jelaskan tadi. Soalnya laki-laki itu malah sibuk memperhatikan wajah cantik istri nya itu.

Zahra yang melihat Raka hanya terdiam bingung pun menjadi geram. Ia sangat kesal saat Raka selalu saja tidak serius dalam belajar. Padahal tak terasa sebentar lagi mereka akan lulus. Yang Zahra mau, nilai dirinya dan Raka sama-sama bagus.

"Aku kan udah bilang berapa kali sama kamu, kalo belajar itu fokus! Aku mau kita lulus bareng-bareng dengan nilai yang bagus." Ucap Zahra dengan suara nya yang merendah.

"Maaf ya kalo aku gak serius kalo lagi belajar kayak gini. Habisnya kamu cantik banget sih!"

Blush!

Kedua pipi Zahra langsung memanas. Gadis itu langsung memalingkan wajahnya ke samping. Di saat serius kayak gini, Raka malah becanda.

"Kamu bisa gak serius dikit?" Ujar Zahra yang sebenarnya menahan salting.

"Kan udah aku seriusin kamu Ra dari dulu."

Huft!!

~🌹~

Saat Zahra hendak memasuki kamar nya, Raka menahan pergelangan gadis itu.

"Mau kemana?"

"Tidur."

"Mulai malam ini kamu tidur di kamar aku. Kita tidur sekamar!" Ucap Raka yang masih mencekal tangan Zahra.

"Aku gak mau kita pisah kamar lagi. Jujur, aku merasa bersalah banget sama kamu. Aku gak mau, hal bodoh yang dulu terulang lagi sekarang. Aku mau kita memulainya dari awal. Anggap aja, malam ini malam pertama kita."

Deg!

Zahra yang awalnya menunduk langsung mendongak kaget. Raka pun menyadari ucapan nya barusan yang seperti nya ada kesalahan.

"Maksudnya malam pertama kita tidur sekamar." Tambah Raka cepat. Ish! Tiba-tiba saja laki-laki itu ikutan gugup.

"Sekarang pindahin barang-barang kamu ya ke kamar aku." Titah Raka lembut. Zahra hanya bisa mengangguk. Mereka pun memasuki kamar Zahra.

tentang sebuah rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang