BAB 07

245 12 0
                                    

Happy reading!
.
.
.

~🌹~

Dengan perasaan kesal Raka pergi ke rooftop sekolah. Dia menghempaskan tubuhnya dengan kasar lalu menatap langit yang sangat cerah pagi ini.

"Ngeselin banget sih tuh cewek. Pagi pagi udah bikin mood gue berantakan." Gumam Raka kesal.

Tiba tiba Davin dan Dion datang dan melihat Raka sedang duduk disofa yang ada dirooftop dengan menutup kedua matanya.

"Wadidaw pagi pagi udah lemes aja Lo! Kenapa?" Tanya Dion heboh. Sedangkan Davin seperti biasa hanya menampilkan wajah datar nya.

"Gak papa." Jawab Raka singkat, jelas dan padat.

"Gak papa itu biasanya pasti ada apa apa. Jujur aja rak, Lo ada masalah?" Tanya Dion yang mungkin sekarang lagi peka.

Raka menghela nafasnya berat lalu duduk dengan tegak dan menatap kedua sahabatnya bergantian.

"Gue mau nanya sama kalian. Kalo misalnya kalian dijodohin apa kalian mau?" Tanya raka. dia ingin mendengar jawaban dari kedua sahabatnya itu.

"Dijodohin? Tumben banget Lo nanya kayak gitu." Ucap Davin yang sedari tadi diam.

"Udah jawab aja pertanyaan gue." Ucap Raka tidak sabaran. Dion berpikir sejenak lalu menjawab dengan asal ceplos.

"Kalo gue sih mau mau aja. Apalagi kalo cewek nya cantik, putih, baik, Sholehah lagi. Langsung gue nikahin tuh cewek!" Ucap Dion yang membuat Raka dan Davin menatap nya datar. Kayaknya Raka salah kalo bertanya sama Dion. Jawabannya suka gak dipikir pikir dulu.

"Kalo gue sih bakal nolak. Lagian diumur 17 tahun menikah itu terlalu muda bagi gue. Dan gue mau fokus sekolah dulu dan mengejar cita-cita gue. Gitu sih kalo menurut gue." Jawab Davin serius dan Raka hanya mengangguk mengiyakan.

"Iya tapi kalo cewek nya cantik pasti mau kan Lo? Gak usah munafik Lo jadi cowok!" Ucap Dion sengit.

"Terserah Lo deh!" Ucap Davin yang memang tidak mau meladeni Dion. Karena pasti gak bakal selesai selesai kalo ngomong sama Dion.

Raka juga sepemikiran sama Davin. Tapi gimana caranya dia nolak? Dia juga sudah memaksa Zahra buat menolak tapi gadis itu malah menerima nya. Dan hal itu membuat Raka sangat stress, bingung, pusing dan sebagainya.

"Arghh......" Teriak Raka tiba tiba sambil mengacak-acak rambut nya. Hal itu membuat kedua sahabat nya kaget.

"Astaghfirullah Raka Lo kenapa? Kerasukan Lo pagi pagi?" Tanya Dion heboh. Davin memukul mulut Dion agak keras hingga membuat sang empu kesakitan.

"Aw..."

"Lo Kalo ngomong bisa dijaga dikit gak sih? Asal ceplos aja Lo dari tadi." Omel Davin dengan menampilkan wajah datarnya seperti biasa.

"Biasa aja dong Lo! Gak usah pukul mulut orang sembarangan. Sakit nih bibir seksi gue." Ucap Dion sambil mengusap bibir nya itu.

Raka malah tambah pusing melihat dua orang didepannya ini yang sedari tadi ribut terus. Akhirnya Raka memilih pergi ke kelas nya.

~🌹~

Didalam kelas Zahra melamun sendiri sambil memikirkan perkataan Raka.

"Gue pastiin Lo bakal nyesel nikah sama gue! Camkan itu!"

Zahra takut kalo pernikahannya akan berjalan tidak baik baik saja. Apalagi kata kata Raka sepertinya serius. Saat sedang asik asik nya melamun. Nadia, Mira, dan juga Siska datang.

tentang sebuah rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang