BAB 36

220 16 0
                                    

Happy reading!

...........

"Ra, sumpah! Tadi penampilan lo sama Davin itu bagus banget, banget, banget!" Puji Nadia dengan wajah sumringah.

"Iya bener. Beda banget sama penampilan gue sama tuh cowok buaya. Gara-gara muka dia yang super nyebelin, nilai praktek nyanyi gue jadi kecil deh." Gerutu siska sambil memakan bakso nya kesal.

"Penampilan kalian juga bagus kok. Kalian gak usah terlalu berlebihan." Ucap Zahra dengan lembut.

"Raaaaaaa!!!!" Suara cempreng seseorang kini menggema di seluruh penjuru kantin. Siapa lagi kalo bukan Mira.

"Apaan sih Lo mir? Datang-datang malah teriak-teriak! Sakit nih kuping gue." Omel Siska yang memang sedang sensi hari ini.

"Ampun sepuh! Hampura nya sadayana!" Ucap mira sambil merapatkan kedua telapak tangannya.

Mira langsung duduk di samping Zahra yang sedang anteng makan mie ayam kesukaannya.

"Ra, suami Lo lagi tanding basket sama Rangga. Lo gak mau liat apa?" Ucap Mira sambil meminum es teh yang berada di depannya.

"Ngapain liat? Kan ada Chika." Jawab Zahra terlihat santai.

"Terus kalo ada Chika emang kenapa? Lo kan istri nya." Kini Nadia ikut menimpali pembicaraan.

"Tau Lo! Dia itu cuma pelakor." Tambah Siska.

Zahra menghela nafasnya pelan.
"Aku udah mutusin gak bakal terlalu berharap lagi sama Raka. Karena percuma juga, yang ada di hati raka itu Chika bukan aku."

Ketiga temannya tercengang mendengar ucapan Zahra barusan. Apa Zahra akan menyerah begitu saja? Pikir mereka.

"Tapi Lo gak bisa diem aja Ra."

"Ya terus?" Tanya Zahra sambil menatap mereka bertiga bergantian.

Mereka pun saling tatap satu sama lain. Dan akhirnya memegang tangan Zahra untuk ikut bersamanya.

"Kalian mau bawa aku kemana?" Kaget Zahra.

"Kita nonton Raka tanding basket."

~🌹~

Sesampainya di lapangan, hal yang pertama Zahra liat adalah suaminya yang sedang bermain basket dengan lihai nya. Lelaki itu sudah beberapa kali berhasil memasukkan bola nya ke dalam ring basket.

Suara sorakan dari sekitar nya membuat telinga Zahra sakit. Begitu rame lapangan ini, apalagi kebanyakan yang berteriak-teriak histeris itu adalah para cewek-cewek yang menyebut nama Raka dan menyemangati nya.

"Nih, Lo pegang ya Ra!" Ucap Mira sambil memberikan sebuah kertas yang ternyata terdapat gambar Raka yang terlihat sangat tampan.

"Eng-enggak mau! Kamu aja yang pegang!" Tolak Zahra sambil memberikan gambar Raka yang cukup besar itu.

"Lo gimana sih? Lo kan istrinya Ra! Dukung kek suami Lo yang tampan itu." Ucap Mira dengan suara pelan. Takutnya ada yang mendengarnya.

Mira dengan paksa menarik kedua tangan Zahra agar memegang gambar Raka erat. Di sisi lain Raka tak sengaja melihat Zahra sedang memegang foto nya. Apa gadis itu ingin menyemangati nya?

tentang sebuah rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang