BAB 32

258 12 0
                                        

Happy reading!

~🌹~

Pagi pun tiba, Zahra sudah siap dengan seragam sekolah nya. Gadis itu kini sedang menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan juga Raka.

Zahra mendongak saat mendengar suara langkah kaki seseorang yang sedang menuruni tangga. Siapa lagi kalo bukan Raka.

Lelaki itu juga sudah siap dengan seragam sekolahnya. Tetapi seperti biasa, seragam yang ia pake terlihat sangat berantakan.

Bukan hanya seragam yang berantakan, tetapi rambut lelaki itu juga sangat berantakan. Maklum lah anak badboy wkwk.

Zahra yang melihatnya sangat gemas. Gadis itu rasanya ingin sekali merapikan rambut dan seragam Raka. Tapi kalo ia melakukannya, bisa-bisa gadis itu di marahi habis-habisan.

"Lo mau sekolah?" Tanya Raka yang sudah berdiri di samping Zahra. Gadis itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Lo kan masih sakit. Lo gak usah sekolah, istirahat aja di rumah." Ucap Raka yang lagi dan lagi seperti khawatir.

"Badan aku udah sehat kok. Justru batin aku yang sakit." Ucap Zahra pelan.

"Maksud nya?" Tanya Raka yang agak lemot otak nya pagi ini. Maklum lah masih pagi wkwk.

Gadis itu tidak menjawab. Zahra sudah siap menyiapkan sarapan nya di meja makan.

"Aku berangkat duluan. Aku udah siapin sarapan. Kalo kamu mau sarapan makan aja. Kalo enggak juga gak papa." Ucap Zahra yang sudah memakai tas nya.

Saat gadis itu hendak pergi, Raka mencekal tangan nya sehingga membuat Zahra sedikit terkejut.

"Lo udah sarapan?" Tanya Raka sedikit lembut. Zahra sedikit senang saat Raka bertanya seperti itu. Tetapi gadis itu sadar, Raka sangat mencintai Chika. Jadi mana mungkin lelaki itu perhatian dan peduli kepadanya.

"Udah!" Jawab Zahra singkat sambil melepaskan tangan Raka yang mencekal pergelangan tangan nya.

"Lo gak mau bareng sama gue berangkat nya?" Tawar Raka walaupun lelaki itu memasang wajah datar.

Zahra menunduk dan terdiam sejenak. Sampai akhirnya gadis itu mendongak dan kedua matanya bertemu dengan kedua mata elang Raka.

"Kamu kan mau jemput Chika. Ngapain juga aku harus ngeliat kamu pacaran sama Chika?"

Deg!

Ucapan Zahra membuat tubuh Raka seketika membeku. Entah kenapa saat mendengar kata-kata itu Raka merasa bersalah. Apa ia sudah terlalu banyak menyakiti hati perempuan baik di samping nya?

"Aku berangkat dulu, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Jawab Raka lirih sambil menatap punggung Zahra yang mulai menjauh.

~🌹~

Saat ini Zahra sedang menunggu taksi di pinggir jalan. Kalo ada angkot juga tidak apa-apa. Yang penting ia bisa pergi ke sekolah nya. Karena jarak tempat ia tinggal menuju sekolah nya cukup jauh.

Tiba-tiba saja ada sebuah motor ninja berwarna hitam yang berhenti di depannya. Saat pemilik motor itu membuka helm nya ternyata orang itu ialah Reyhan, kakak ipar nya.

tentang sebuah rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang