BAB 01

466 19 1
                                    

Happy reading!
.
.
.

~🌹~

Seorang gadis berusia remaja baru saja turun dari sebuah mobil. Tak lupa gamis dan kerudung syar'i nya yang terpasang menutupi mahkota indahnya.

Dengan senyuman yang merekah gadis itu melangkah menuju rumah minimalis berlantai dua itu. Dengan membawa koper ditangannya.

Kemudian gadis itu mengangkat tangannya untuk memencet bel rumah tersebut.

Ting! Ting!

Terbukalah pintu tersebut dan menampilkan seorang wanita dewasa berumur sekitar 50 tahunan. Raut wajah terkejut pun terpancar diwajah wanita itu.

"Assalamu'alaikum bi inah" ucap gadis remaja dengan senyum yang tidak pernah luntur diwajah nya.

"Wa'alaikumsalam non Zahra. Ya Allah, non udah pulang kok gak ngabarin sih. Harusnya kan non Zahra ngabarin dulu." Ucao bi inah dengan sedikit teriak.

Ya, gadis remaja itu bernama nafisha Az-Zahra. Dia baru saja pulang dari pondok pesantren setelah 2 tahun belajar disana.

"Hustttt, bi Inah jangan teriak gitu. Abi sama umi ada dirumah kan?" Ucap Zahra sedikit berbisik. Niatnya Zahra akan memberikan kejutan untuk kedua orang tua nya kalau hari ini dia pulang.

"Ada non, dari tadi mereka berdua ribut terus didapur. Biasalah non, Abi nya non Zahra gangguin Mulu istrinya."

"Ouh gitu, Abi gak berubah ya Bi kelakuan nya."ucao Zahra sambil terkekeh.

"Yaudah bi, Zahra masuk dulu ya."

"Iya non biar koper nya bibi yang bawa."ucap bi inah sambil mengambil alih koper yang Zahra bawa.

"Eh gak usah bi, Zahra bisa sendiri."
Begitulah Zahra dia tidak pernah mau merepotkan orang lain.

"Gak papa non, biar bibi aja."ucap bi inah sedikit memaksa. Zahra pun akhirnya mengalah setelah lama menolak.

"Yaudah deh bi, makasih ya."
Zahra pun mulai memasuki rumah nya. Baru saja sampai ruang tamu dia sudah mendengar keributan Abi dan umi nya didapur.

"Abi, bisa gak sih jangan gangguin umi? Sekarang itu umi lagi masak. Udah sana keruang tamu aja duduk."omel seorang wanita dewasa yang berumur sekitar 35 tahunan.

Tapi tetap saja laki laki yang berumur 40 tahun itu masih saja asik melingkar kan tangannya diperut sang istri dengan dagu yang bertengger dipundaknya.

"Enggak mau umi, Abi tuh nyaman diposisi kayak gini. Emang salah kalo Abi pengen romantisan sama istri sendiri?" Ucap sang suami dengan muka yang ditekuk.

"Tapi abi, umi lagi masak. Kalo Abi masih kayak gini terus. Mending Abi malam ini tidur di ruang tamu."ucap sang istri tegas. Hal itu sontak membuat sang empu kaget.

"Kok gitu sih umi? Yaudah deh Abi keruang tamu."akhirnya sang suami berjalan lesu ke ruang tamu dengan muka yang menekuk dan bibir mengerucut kedepan hingga 5 senti.

Zahra yang melihat hal itu sontak saja terkekeh geli melihat kelakuan kedua orang tuanya.

Zahra pun menghampiri Abi nya yang terduduk lesu di sofa ruang tamu.
"Assalamu'alaikum." Ucap Zahra yang sudah berdiri dihadapan abi nya. Tak lupa senyum yang merekah di wajah cantiknya.

"Wa'alaikum..... salam. ZAHRA?" Ucap sang empu kaget dan sontak langsung berdiri.

"Ini beneran putri Abi kan? Anak Abi yang paling cantik, paling imut, paling gemesh, paling..." Cerocos sang Abi hingga Zahra langsung menutup mulut Abi nya itu.

tentang sebuah rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang