BAB 25

233 12 0
                                    

Happy reading!
.
.
.

~🌹~

TRING!!!

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Chika yang sekarang duduk disebelah Raka pun menatap cowok itu dengan pandangan yang sulit diartikan. Sedangkan Raka sedang fokus membereskan alat tulisnya. Saat Raka hendak berdiri, Chika mencekal tangan Raka hingga membuat cowok itu menatapnya.

"Kamu belum jawab pertanyaan aku tadi." Ucap Chika yang membuat Raka tegang.

"Pertanyaan a-apa?" Tanya Raka pura-pura tidak ingat.

Chika menghela nafas nya terlebih dahulu. Dikelas pun sudah agak sepi karena sebagian murid sudah pada pulang. Zahra menatap suaminya itu. Lagi dan lagi hati Zahra sakit dan hancur melihatnya. Rasanya dia ingin sekali melepaskan tangan Chika yang sedang mencekal tangan suaminya itu.

Tapi apa boleh buat? Zahra tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa terdiam saja. Dengan cepat Zahra pun segera pergi keluar dari ruang kelasnya.

"Maksud perkataan Davin tadi apa? Kamu punya cewek yang lebih baik dari aku? Itu maksudnya apa? Kamu selingkuh dari aku? Kamu khianati aku?" Tanya Chika bertubi-tubi.

Raka kemudian menggenggam kedua tangan Chika. Cowok itu menatap Chika dalam.

"Kamu gak percaya sama aku? Kamu lebih percaya sama perkataan Davin? Iya?" Tanya Raka lembut.

"Bukan gitu, maksud aku-"

"Sayang dengerin aku! Di hati aku saat ini cuman ada kamu. Jadi gak mungkin kalo aku selingkuh. Jadi aku mohon sama kamu gak usah dengerin perkataan Davin. Itu sama sekali gak bener!" Jelas Raka dengan sangat lembut.

Chika menatap kedua mata Raka. Dan bisa Chika liat kalo ucapan Raka sepertinya tulus. Dan Chika tidak bisa melihat kebohongan di kedua mata Raka. Tapi ucapan Rangga tadi pagi membuat Chika ragu untuk percaya sama Raka. Ditambah ucapan Davin yang membuat Chika semakin ragu.

"Kamu percaya kan sama aku?" Tanya Raka lagi dan terpaksa Chika pun mengangguk.

"Makasih ya sayang!" Ucap Raka yang langsung memeluk tubuh Chika erat. Dengan senang Chika pun membalas pelukan Raka.

Setelah cukup lama berpelukan. Raka pun melepaskan pelukannya.

"Sayang, maaf ya aku gak bisa nganterin kamu pulang." Ucap Raka yang membuat Chika cukup terkejut.

"Kenapa? Tadi pagi kamu gak jemput aku, dan sekarang kamu juga gak bisa nganterin aku pulang?"

"Maaf ya sayang! Maaf banget. Tapi aku ada urusan yang gak bisa aku tinggal."

"Urusan apa?" Tanya chika yang membuat Raka bingung harus jawab apa.

Pasalnya Raka harus pulang bareng zahra. Kalo tidak, pasti gadis itu akan mengadu ke papah nya. Dan otomatis, motor kesayangan nya akan di jual. Kenapa Raka sangat sayang sama motor itu? Alasannya simpel sih. Karena motor itu lah yang selalu Raka pake saat balapan. Dan selalu menang! Motor itu yang menemani Raka dari dulu sampai sekarang.

Sampai-sampai sudah beberapa kali Raka mengikuti balapan pun motor itu yang selalu dia pakai. Jadi Raka udah sayang banget lah sama motor nya. Sebenarnya dia bisa beli yang baru. Tapi sudah terlanjur sayang bestie😭

tentang sebuah rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang