BAB 42

258 11 1
                                    

Happy reading!

........

Bel pulang sudah bunyi sedari tadi. Raka menatap Zahra yang kini sedang membereskan semua alat-alat tulis nya ke dalam tas.

"Sayang..."

Zahra seketika menghentikan aktivitas nya saat mendengar kata sayang terucap dalam mulut Raka. Gadis itu perlahan menatap Raka yang juga sedang menatapnya.

"Kamu manggil aku?" Tanya Zahra ragu. Gadis itu takut nya kepedean jika Raka memanggil sayang kepadanya.

"Iya lah sayang. Lagian sayang nya aku kan cuman kamu."

Blush!

Zahra segera memalingkan wajah nya ke samping. Kedua pipi nya memanas menahan malu. Padahal panggilan sayang buat sepasang pasangan halal untuk mereka adalah hal biasa. Tapi bagi Zahra ini adalah hal yang luar biasa. Karena gadis itu belum terbiasa  di panggil sayang oleh lawan jenis.

Dapat Raka liat kalo istrinya itu sedang menahan salting. Lelaki itu pun langsung merangkul pundak Zahra erat.

"Kenapa yang? Salting?"

Raka menatap wajah Zahra dengan kedua alisnya yang di naik-turun kan. Laki-laki itu benar-benar gemas melihat kedua bola mata Zahra yang membulat lebar.

"Eng-enggak, siapa juga yang salting?" Elak zahra terdengar gugup.

"Itu pipi nya merah."

"Mana ada! Sok tau banget kamu!" Bantah Zahra sambil mengarahkan bola matanya ke mana-mana.

"Hari ini aku mau latihan basket, kamu gak papa kan pulang sendiri?"

Zahra menatap Raka yang kini sedang menatap nya lembut. Masya'allah, kenapa tatapan mata Raka membuat jantung Zahra tidak aman. Gadis itu segera menghindari kontak mata dengan Raka.

"Eum..gak papa, aku bisa pulang sendiri."

"Kamu yakin? Aku takut kamu kenapa-napa." Khawatir Raka yang terus memandang istri kecil nya itu. Untung saja kelas sudah mulai sepi. Jadi tidak ada yang melihat pasangan halal yang sedari tadi menempel itu.

"Kamu gak usah khawatir, kan ada Allah yang selalu ngejaga aku."

Raka pun akhirnya mengangguk. Kini mereka mulai keluar kelas dengan beriringan. Raka melihat ke arah lapangan basket yang sudah ada teman-teman nya yang bersiap.

Sebenarnya bisa saja Zahra menunggu Raka latihan. Tetapi sepertinya latihan kali ini cukup lama. Sekitar 2 jam man. Karena tim basket mereka akan bertanding dengan sekolah lain.

Jadi Raka tidak mau kalo istrinya itu menunggu lama di sini. Bisa-bisa Zahra bosan kalo menunggu dirinya latihan. Raka juga takut, nanti istrinya itu kecapean dan jatuh sakit. Intinya sekarang, sikap Raka ke Zahra mulai perhatian.

"Kamu hati-hati ya pulang nya. Kalo ada apa-apa langsung kabarin aku!" Ucap Raka sambil mengusap kepala Zahra lembut. Gadis itu pun sempat mematung saat tangan Raka mengelus kepalanya.

"Iya, aku pulang ya!"

Saat Zahra hendak berbalik, tiba-tiba saja Raka memeluknya erat.

tentang sebuah rasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang