Hujan deras mengguyur sekitar kediaman, namun sampai saat ini Agatha masih belum melihat kehadiran Alard. Gelisah dan khawatir itu yang dirasakan nya saat ini. Saat ini ia sedang menemani Leon, dan belum lama ini Leon tertidur dikamar nya.
Agatha pun melangkahkan kakinya menuju ke arah balkon kamarnya, ia melihat keluar. Ternyata diluar hujan deras sedang mengguyur. Ia pun meremas tangannya sendiri ketika merasa khawatir. "Bagaimana Alard, apakah ia sudah pulang" gumamnya dengan nada resah.
Ia pun memutuskan untuk memanggil kepala pelayan. Tidak lama pintu kamarnya pun diketuk, Agatha pun menginterupsi kan kepada kepala pelayan itu untuk masuk.
"Apa ada yang nyonya butuhkan?" tanya kepala pelayan itu dengan sopan. "Bagaimana apakah Liam dan Alard sudah kembali?" tanya Agatha. Kepala pelayan dapat melihat kekhawatiran dari wajah Agatha. Kepala pelayan itu sontak menggelengkan kepalanya ketika mendengar pertanyaan dari Agatha. "Belum nyonya " jawabnya.
"Kemana mereka berdua, diluar hujan deras " ucap nya dengan khawatir. Kepala pelayan itu pun mencoba menenangkan Agatha. "Nyonya tenang saja, percaya sama Tuan besar. Dia pasti akan membawa Tuan muda pulang " ucap nya menenangkan.
"Tapi saya khawatir, saya ingin menunggu mereka di lantai bawah" ucap nya terdengar seperti nada memohon. Bagaimana pun Agatha sangat dilarang berada dilantai bawah. Hal ini dilakukan demi bisa menjaga keamanan nya sendiri.
Kepala pelayan itu merasa bingung, sebenarnya jika hujan deras seperti ini sebagian para pelayan pun sudah meninggalkan bagian dalam rumah. Para pelayan wanita biasanya sudah berada di paviliun khusus pekerja. Hanya beberapa pengawal saja yang bertugas. Namun ia ragu, ia takut di hukum.
Namun melihat kekhawatiran Nyonya ia pun merasa iba. "Baiklah Nyonya bisa menunggu Tuan, tapi sebelum itu saya akan memastikan dulu tidak ada pegawai lain selain pengawal yang ditugaskan Tuan.
Senyum diwajah Agatha pun langsung terbit, ia pun langsung menggenggam tangan kepala pelayan itu. "Terimakasih banyak " ucap nya. Setelah itu kepala pelayan itu pergi untuk memerintahkan beberapa pengawal pergi ke paviliun. Dan yang bertugas diganti dengan pengawal yang berada dilantai tiga.
🥀🥀🥀
Sementara ditempat lainnya, Liam saat ini sedang merebahkan tubuhnya sejenak. Ia berada di rumah pohon dan menunggu hujan reda. Namun ia merasa aneh karena tiba-tiba terdengar suara langkah kuda. Dengan segera ia langsung bangkit.
Alard ternyata sudah tidak ada didalam kamar nya, ia sudah pergi. Liam dengan segera berlari dan ikut menunggangi kuda nya. Meski hujan deras Liam sudah hapal dengan suara langkah kuda.
Ia pun dengan cepat memacu kudanya. Dan ya didepannya sudah ada Alard yang melaju kan kudanya dengan cepat. Keahlian berkuda Alard memang sudah tidak bisa diragukan. Selain belajar kepada nya Alard juga sering pergi ke istana dan berkuda bersama dengan Raja.
Namun tentu saja keahlian berkuda Alard masih berada jauh dibawah Liam. Dan dengan cepat Liam pun menyusul Alard. Ia sudah berhasil mengejar Alard. "Alard hentikan kudanya, ini berbahaya!" teriaknya namun Alard sama sekali tidak mendengarkan Liam. Ia terus memacu kudanya.
Liam pun hanya pasrah saja melihat keras kepala anaknya itu. Ia pun memilih memacuk kudanya dibelakang kuda sang anak untuk mengawasi anaknya. Hingga mereka pun sampai di depan kediaman nya.
Agatha yang sedang menunggu Liam dan Alard pun langsung tegap berdiri ketika mendengar suara langkah kuda. Ia pun bergegas melihat keluar jendela. Dan ketika melihat anaknya. Ia pun bergegas menyambar payung. Dan langsung berlarian kearah Alard.
Alard yang melihat ibunya berlari pun langsung turun dari atas kudanya. Begitu juga dengan Liam. Namun Liam seperti tidak terlihat dimata Agatha. Agatha lebih terlihat khawatir kepada Alard. Ia dengan cepat membawa Alard kedalam dekapannya dan langsung memayungi nya.
"Kamu darimana saja, kamu tahu Bunda khawatir sekali" ucapnya dengan nada lembut. Ia tidak ingin mengulangi kesalahannya lagi yang membuat anaknya salah paham kepada nya.
Dengan cepat Agatha langsung menuntun anaknya masuk kedalam kediaman nya. "Kepala pelayan tolong ambilkan handuk!" perintah Agatha.
Kepala pelayan itu pun langsung berlari kedalam kamar. Dan tidak lama ia pun kembali lagi dengan membawa handuk. Agatha segera membantu mengeringkan kepala Alard.
"Siapkan air panas untuk Alard!" perintah nya lagi. "Kenapa kamu malah hujan-hujanan seperti ini, kamu bisa sakit" ucap nya menasehati.
Namun bukannya menjawab Alard malah meminta maaf kepada Agatha. "Maaf Bunda, Alard sudah membuat Bunda khawatir" ucap Alard. Mendengar nya Agatha langsung menatap anaknya, terlihat raut wajah merasa bersalah.
"Bunda juga minta maaf, tadi Bunda khawatir takut kamu terkena pecahan beling itu" ucap nya dengan penuh sesal.
Lali Agatha pun mengelus rambut anaknya itu. "Sampai kapanpun kamu tetap anak Bunda, dan selamanya akan tetap begitu. Kamu mengerti!" ucapnya dengan tegas.Sementara Alard pun hanya menganggukkan kepalanya. Ia tersenyum meskipun Bunda nya itu lupa ingatan namun ia tetaplah Bunda. Bunda nya yang baik hati dan seperti ibu peri. Tadi mungkin Alard hanya merasa khawatir.
Ia berpikir jika sang ibu tidak mengingat nya , kemungkinan ia juga tidak sayang padanya. Ia takut akan disuruh pergi. Ia takut hanya Leon saja lah yang diperhatikan. Namun ia salah besar, Bunda nya tetaplah Bunda.
Alard pun pergi ke kamar nya setelah disuruh oleh Agatha, sementara Agatha memilih untuk membuat minuman hangat untuk anaknya. Namun karena terburu-buru dan lantai yang basah ia pun hampir terpeleset. Untungnya ada Liam yang langsung menahan tubuhnya.
Agatha memilih memejamkan matanya ketika ia merasa tubuhnya akan menghantam ubin yang keras. Ia seperti sudah merasa siap untuk merasakan sakit. Namun ia merasa bingung karena merasa ada yang menahan tubuhnya.
Ketika ia membuka matanya, ia langsung bertemu dengan tatapan Liam. Keduanya pun saling bertatapan beberapa detik. Liam yang merasa senang karena bisa sedekat ini dengan Agatha. Dan Agatha yang merasa malu sendiri dengan kondisi mereka saat ini.
Pipi nya seperti nya mulai memerah, ketika tersadar Agatha pun tanpa sadar langsung mendorong lain. Tubuh Liam pun langsung terdorong selama beberapa langkah. "Sejak kapan kamu disini?" tanya nya dengan gugup.
"Kamu tidak menyadari kehadiranku?" tanya Liam dengan nada tidak percayanya. Jadi sedari tadi Agatha memang tidak menyadari keberadaan nya. Bahkan badannya pun lebih besar dari pada Alard.
"Kamu terlalu khawatir dengan anakmu, sampai tidak tahu suami kamu sendiri kehujanan" ucap Liam terlihat kecewa. Melihat kekecewaan dimata Liam membuat Agatha merasa bersalah. "Maaf" ucap nya lirih.
Melihat Agatha yang bersedih Liam sekarang yang merasa bersalah sekarang. "Tidak apa-apa, aku tahu kamu khawatir dengan Alard" tukas Liam dengan cepat. Ia mencoba menenangkan Agatha.
"Kamu lebih baik membersihkan diri, badan kamu sudah basah seperti itu. Aku akan membuat minuman hangat untuk kalian berdua!" ucapnya memerintah. Liam pun hanya menganggukkan kepalanya, dan langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Sementara Agatha pergi kedapur untuk membuat minuman hangat.
🥀🥀🥀
Declairs
Rabu, 20 November 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
I am The General Wife
RandomArilla adalah gadis yang memiliki kehidupan monoton. Lalu bagaimana jadinya jika Arilla mengalami transmigrasi. Dan dia menjadi seorang Agatha. Agatha sendiri merupakan seorang istri dari Liam Osmond yang merupakan seorang Jenderal, di suatu ker...