Chapter 1

43.6K 2.3K 7
                                    

Hai haii vote dulu yuk sebelum baca

Happy reading🌻
.
.

"Assalamualaikum". Ucap abah Rofiq dan ummi Fatimah bersamaan.

"Waalaikumussalam, eh abah sama ummi sudah pulang". Gus Aidan menyalami tangan kedua orang tua nya.

Ummi Fatimah tersenyum. "Gimana kegiatan santri kemarin nak?". Tanya abah Rofiq.

"Alhamdulillah aman bah". Jawab Gus Aidan dengan mengacungkan jempol.

"Sempet ada masalah sedikit tapi sudah Aidan atasi kok, abah sama ummi tenang saja". Sambung nya.

"Yasudah kalau gitu ummi ke dapur dulu".

"Loh ummi kan baru datang nanti capek loh". Peringat Gus Aidan.

"Iya sayang, nanti kamu capek, istirahat gih". Ujar abah Rofiq.

"Gapapa bah, nanti ummi minta bantuan sama santri putri aja, jadi ummi gak akan capek".

"Widih soyang sayang di depan anak, sangat tidak menghargai kejombloan anaknya". Gus Aidan begidik.

"Anak abah gak boleh iri yaa, siapa suruh gamau cepet-cepet cari istri biar uwu-uwu kayak abah sama ummi". Ledek abah Rofiq.

"Ih abah kok gitu sih, masih proses tau". Ketus Gus Aidan.

"DASAR JOMBLO!".

"Aaaaa ummiiii abah ini lho". Rengek Gus Aidan.

"Sudah eh anak sama abah sama saja". Ucap ummi Fatimah terkekeh.


**

Sinta merasa iba melihat sahabatnya itu di takzir dan ia tidak bisa membantunya. Bukannya apa, Sinta hanya takut jika pengurus pondok tahu bahwa ada santri lain membantu santri yang di takzir, maka hukuman yang akan diberikan semakin bertambah.

"Afiza afwan jiddan (maaf banget) ya, aku gak bisa bantuin kamu".

"Udah gapapa Sin, Afiza ngerti kok, lagian cuma nyapu sama ngepel. Yaudah ana awwalan (saya duluan), assalamualaikum".

"Waalaikumussalam".

*Sreekkk... Sreekkkk...

Afiza mulai menyapu dedaunan yang jatuh berserakan di halaman masjid. Hingga tak terasa satu jam telah berlalu, kini pekerjaan Afiza telah selesai.
'Padahal udah janji sama diri sendiri gak bakalan kena takzir, eh malah di takzir Gus Aidan. Tapi gapapa deh asalkan Gus Aidan yang mentakzir Afiza hihi'. Batin Afiza disertai kekehan pelannya.

"Eh astaghfirullah gak boleh gitu Afizaaa!". Gumamnya pelan merutuki dirinya sendiri.

Afiza duduk di teras masjid guna menghilangkan rasa lelahnya. Tak sengaja ia melihat ummi Fatimah tengah keberatan membawa barang belanjaan dapur, ingin sekali Afiza membantu ummi Fatimah.
Saat Afiza hendak beranjak dari tempat duduknya, Gus Aidan yang baru saja dari asrama putra berjalan menghampiri ummi nya.

"Ummi, biar Aidan saja yang bawa".

Afiza di seberang sana yang melihat dan mendengar itu pun tersenyum kagum.
'MasyaAllah' . Gumam Afiza.

Uhibbuka Fillah Gus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang