Chapter 21

21.8K 1.2K 4
                                    

Pukul 07:00, Afiza duduk di teras ndalem menunggu Gus Aidan menyiapkan mobilnya, sementara itu Sinta, Lisa, dan Naya berjalan menghampiri Afiza.

"Assalamualaikum Afiza".

"Waalaikumussalam, eh kalian".

"Huaaa kangen banget sama kamu!". Sinta memeluk Afiza erat.

"Lah biasanya yang lebay si Naya deh, ini kenapa Sinta ketularan?". Celetuk Lisa.

"Aku sekarang gak lebay, pengen jadi cewek cool".

"Halah jamet mah jamet aja!". Ucap Sinta seraya meraup wajah Naya hingga jilbabnya sedikit merosot.

"Sintaaaaa ihh kebiasaan deh". Dengan cepat Lisa membungkam mulut sahabatnya itu, entah kenapa Naya selalu saja membuat malu para sahabatnya.  "Ssttt jangan teriak malu di dengar kyai sama bu nyai".

"Oh iya afwan ya, Afiza dari kemarin gak nyamperin ke asrama, sekarang Afiza juga mau langsung pulang". Afiza menunduk merasa tak enak.

"Gapapa, kita paham kok". Jawab Sinta.

"Assalamualaikum Ning Afiza". Naura berjalan mendekat ke arah Afiza. Sedangkan Afiza yang semula duduk sontak langsung berdiri dan sedikit berjalan mundur, ia masih merasa takut akan apa yang telah Naura lakukan kemarin.

"Wa-waalaikumusslaam". Afiza mengedarkan pandangannya mencari keberadaan suaminya. Gus Aidan yang berada di dalam mobil, paham akan raut wajah istrinya, ia membuka sedikit kaca mobil dan menganggukkan kepalanya guna meyakinkan Afiza bahwa semua akan baik-baik saja.

"A-ada apa Nau-ra?". Tanya Afiza gugup.

"Ning saya minta maaf atas perbuatan saya kemarin. Saya khilaf". Naura menunduk di hadapan Afiza.

Afiza sedikit lega dengan perkataan yang keluar langsung dari mulut Naura.
"Eh, i-iya gapapa kok Ra. Panggil Afiza aja". Ucapnya seraya tersenyum manis kepada Naura.

"A-Afiza bener-bener maafin aku?".

Tanpa berkata sepatah apapun Afiza langsung memeluk Naura dengan tulus. "Paham sekarang?".

"Semudah itu kamu maafin aku?". Naura tertegun menatap Afiza.
Afiza mengangguk dengan senyuman yang tak pernah luntur dari wajahnya.

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia (Allah) tidak menyukai orang-orang dzalim. (QS Asy-Syura : 40).

Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia. (QS Asy-Syura : 43).

"MasyaAllah syukron katsiron Afiza".

"Oh iya, aku juga minta maaf sama kalian semua". Naura beralih pada Sinta, Lisa dan Naya. Namun, mereka bertiga tak menghiraukannya.

"Maafin yaa?". Ujar Afiza kepada tiga temannya.

"Hemm iya deh dimaafin, jangan diulangi lagi ya Ra!". Ucap Lisa dan diangguki oleh Naura.

Gus Aidan berjalan ke arah Afiza dengan langkah lebar dan wajah tegasnya.
"Afwan Gus, saya sudah mendapat maaf dari Ning Afiza". Gus Aidan hanya menganggukkan kepala tanpa melihat ke arah Naura sedikit pun.

"Sekali lagi saya minta maaf Gus, sudilah kiranya Gus Aidan memaafkan saya". Sambung Naura lagi.

"Jika istri saya sudah memaafkan mu maka saya juga sudah memaafkanmu". Jawab Gus Aidan dingin.

"Terima kasih banyak Gus, saya permisi assalamualaikum".

"Kami juga permisi Gus, Ning. Assalamualaikum". Ucap Sinta.

Uhibbuka Fillah Gus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang