Assalamualaikum semuaa🐣
Happy reading🌻
.
.Di sisi lain, kang Faiz dan ustadzah Ica sedang berjalan-jalan di sebuah taman, memang taman itu bernuansa sejuk dan menyegarkan mata. Namun, banyak orang yang berkunjung pada hari-hari tertentu saja, selain itu taman tersebut sepi.
"Dek, mau beli minuman dulu gak? siapa tau kamu haus, dari tadi kan kita jalan kaki." Ucap kang Faiz memberi tawaran pada istrinya, ustadzah Ica.
"Enggak deh mas, nanti aja pas pulang sekalian beli." Jawab ustadzah Ica dan mendapat anggukan dari kang Faiz.
Kemudian, ustadzah Ica mengedarkan pandangannya untuk menikmati pemandangan alam yang indah di sekitar taman tersebut. Akan rugi, jika dirinya berada di sana tapi tidak menikmati keindahan khas taman itu sendiri.
Hingga akhirnya pandangannya tertuju pada seorang wanita yang menurutnya tak asing lagi baginya."Itu bukannya Ning Afiza ya mas?" Ustadzah Ica menelisik.
"Mana sih dek?" Tanya kang Faiz yang ikut menelisik mencari-cari dimana Afiza yang dimaksud istrinya itu.
"Itu loh yang ngobrol sama laki-laki." Tunjuk ustadzah Ica.
"Oh iya, tapi kok gak sama Gus Aidan ya, tuh apalagi Ning Afiza pakai bawa koper."
"Kayaknya sih ada yang gak beres mas, kesana yuk!"
Lalu, kang Faiz dan ustadzah Ica berjalan ke arah Afiza untuk menanyakan hal yang membuat mereka penasaran. Dan siapa yang kini tengah diajaknya berbicara? Ya, siapa lagi kalau bukan Niko.
"Assalamualaikum Ning." Salam kang Faiz dan ustadzah Ica. Afiza sedikit kaget melihat kedatangan mereka berdua.
"Wa-waalaikumussalam."
"MasyaAllah Ning, bagaimana kabarnya, sehat kan?" Tanya ustadzah Ica.
"Alhamdulillah." Afiza tersenyum kaku.
"Gus nya kemana Ning?" Tanya kang Faiz.
"Iya, terus laki-laki ini siapa Ning?" Sambung ustadzah Ica.
"Emm, i-itu-"
**
"Afiza pergi?" Gumam Gus Aidan pelan.
"Gak, saya tidak akan membiarkan kamu pergi Afiza!" Dengan cepat Gus Aidan menginjak gas mobilnya untuk mencari keberadaan istrinya.
"Afiza Ya Allah, kamu pergi kemana sayang?" Gus Aidan bergumam seraya meraup kasar wajahnya.
"Hanya karena Niko, dia sampai nekat pergi dari rumah. Ada apa dengan istri hamba Ya Allah." Gumamnya lagi.
Kringg... Kringg...
"Kang Faiz menelepon, ada apa?" Batinnya.
"Assalamualaikum Gus."
"Waalaikumussalam kang, limadza?"
"Gus sedang mencari Ning Afiza bukan?"
"Iya-iya kang, dimana istri saya sekarang?!"
"......"
KAMU SEDANG MEMBACA
Uhibbuka Fillah Gus [END]
Ficção AdolescenteAfiza Nur Zahra, seorang santri yang sangat mengagumi Gus nya, Muhammad Aidan Ghazanfar. Putra dari seorang kyai besar pemilik pondok pesantren Al-Hamid. Gus muda yang paham agama dan cuek terhadap lawan jenis. Namun, seiring berjalannya waktu pera...